blank
Anggota DPRD Jateng M Nur Khabsyin saat berbincang dengan warga di Desa Jetiskapuan, Kecamatan Jati yang rumahnya tergenang lebih dari sepekan. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Anggota DPRD Jawa Tengah M Nur Khabsyin meminta Pemprov Jateng maupun Pemkab Kudus untuk serius menangani bencana banjir yang saat ini terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Kudus.

Perlu ada langkah nyata untuk mengurangi genangan air yang sudah lebih dari sepekan merendam belasan desa.

Hal tersebut disampaikan Khabsyin mengingat dirinya belum melihat langkah konkret dari stakeholder untuk segera menanggulangi banjir yang ada.

“Selain menampung pengungsi dan menjamin kebutuhan logistik, semestinya ada langkah nyata untuk segera mengurangi genangan air,”kata Khabsyin, Sabtu (13/2).

Menurut Khabsyin, saat ini genangan air masih merendam ribuan rumah warga. Selain itu, sejumlah ruas jalan utama juga masih terendam seperti di jalan Kudus-Purwodadi serta di Tanggulangin. Kondisi tersebut membuat kemacetan panjang sehingga membuat mobilitas warga terganggu.

Air di lokasi-lokasi tersebut sulit untuk surut karena memang kawasan tersebut adalah wilayah cekungan. Air benar-benar habis, jika debit air di sungai-sungai utama seperti Wulan dan Jratun sudah menyusut.

Baca Juga:

Hanya 2  Pompa Beroperasi, Genangan di Tanggulangin Tak Kunjung Surut

Disambangi Wagub, Hartopo Sambat Pompa untuk Tangani Banjir

Oleh karena itu, kata Khabsyin, Pemkab semestinya menambah jumlah pompa secara massif untuk mengurangi genangan air yang ada. Pasalnya, dua unit pompa yang beroperasi di wilayah Tanggulangin, masih kurang maksimal.

“Jika tidak, kasihan ratusan warga yang sudah sepekan lebih berada di pengungsian,”ujarnya.

Selain harus segera mengurangi genangan, Khabsyin juga meminta pemerintah daerah memikirkan nasib petani yang lahannya tergenang banjir. Dari data sementara, sudah ada lebih dari 3 ribu hektar tanaman pangan yang tergenang.

Padahal, sebagian besar lahan tersebut saat ini siap panen baik tanaman padi, cabe maupun tebu. Sehingga, bisa dibayangkan berapa kerugian yang harus ditanggung petani.

Baca Juga:

Petani Korban Banjir Harus Dapat Keringanan Pupuk Subsidi

Ribuan Hektare Lahan Padi Terancam Gagal Panen Akibat Banjir

“Jika dihitung secara matematis, jika per hektar petani rugi Rp 20 juta, maka total kerugian yang dialami petani bisa mencapai 60 miliar,”tandas politisi asal PKB ini.

Untuk itu, Khabsyin mewanti-wanti pemerintah daerah segera menyiapkan program guna membantu petani yang terdampak banjir.  Program tersebut bisa melalui penyediaan benih hingga pupuk secara gratis.

blank
Anggota DPRD Jateng M Nur Khabsyin menyalurkan bantuan ke posko pengungsian korban banjir di Desa Jatiwetan. foto:Suarabaru.id

Di sisi lain, Khabsyin mengapresiasi upaya Pemkab Kudus dalam menangani warga yang jadi korban banjir. Penyediaan kebutuhan pokok berupa bahan makanan baik untuk warga yang mengungsi maupun yang bertahan di rumahnya yang terendam sudah cukup baik.

Apresiasi juga disampaikan atas banyaknya elemen masyarakat Kudus lainnya yang ikut bergotong royong memberikan bantuan korban banjir. Hal tersebut, kata Khabsyin,  diketahuinya secara langsung dirinya ikut menyalurkan bantuan secara pribadi ke korban banjir.

“Saat saya menyalurkan bantuan ke korban banjir, saya tahu sendiri bagaimana partisipasi elemen masyarakat di Kudus untuk membantu saudara-saudaranya yang terdampak banjir. Oleh karena itu, Pemda baik dalam hal ini Pemprov Jateng maupun Pemkab Kudus harus merespon dengan berupaya mempercepat  surutnya air,”tukas wakil rakyat asal Dapil Kudus, Jepara dan Demak ini.

Tm-Ab