SEMARANG (SUARABARU.ID) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang meminta tim satuan tugas tanggap bencana banjir dari beberapa elemen untuk lebih ditingkatkan lagi dalam penanganan banjir yang terjadi akibat hujan ekstrem sepekan belakangan ini.
Wakil rakyat dari Fraksi PDIP Kota Semarang, Supriyadi, saat dimintai keterangan, Kamis (11/2/2021) siang, mengingatkan kepada satgas tanggap bencana seperti para relawan di tingkat kelurahan untuk diberdayakan lagi karena bencana banjir yang terjadi sekarang ini hampir separo jumlah kelurahan di Kota Semarang kena bencana.
“Banjir di Kota Semarang saat ini hampir separo jumlah kelurahan di Kota Semarang, ini harus diwaspadai. Satgas tanggap bencana di tingkat kelurahan bisa diberdayakan untuk menanganinya, sehingga wilayah rawan bencana bisa terdeteksi melalui relawan kelurahan yang sudah pernah terbentuk,” katanya.
Menurut politisi yang tergabung di Komisi D DPRD Kota Semarang ini, dari kejadian banjir yang terjadi selama sepekan belakangan ini masih ada wilayah yang belum terjamah bantuan apapun karena masih tingginya debit air di wilayah tersebut dan belum ada tenaga relawan yang menyampaikan laporan secara cepat.
“Bahkan sekarang sudah banyak yang mengalami sakit – sakitan, minimal relawan dan tenaga medis kesehatan serta obat – obatan juga harus disiapkan. Kemarin bahkan sempat ada kejadian pasien stroke yang terjebak banjir di Kelurahan Tri Mulyo dan membutuhkan alkes tapi dari posko yang ada tidak siap dengan alkes walaupun nakesnya ada,” katanya.
Sebelumnya, BPBD Kota Semarang saat rapat dengan Komisi D DPRD Kota Semarang menyampaikan dalam sepekan ini 11 kecamatan terdampak banjir, 9 kecamatan terkena tanah longsor dan 4 kecamatan terkena puting beliung. Sedangkan total korban jiwa ada 3 orang meninggal dunia dan 1 orang masih dalam pencarian.
“Berkoordinasi dengan SKPD terkait, penanganan yang dilakukan seperti evakuasi korban banjir dan tanah longsor, mendirikan dapur umum dan posko, evakuasi pasien di RS Sultan Agung, distribusi logistik sampai daerah terdampak, mendirikan posko sumbangan bencana dan monitoring rutin,” kata Kepala BPBD Kota Semarang, Arief Rudianto.
Sedangkan untuk masalah yang dihadapi di lapangan, Rudi mengungkapkan, beberapa kendala yang ada saat penanganan bencana antara lain keterbatasan peralatan yang dimiliki oleh BPBD seperti perahu karet serta pendistribusian bantuan pada daerah daerah terpencil (Kelurahan Trimulyo dan Genuksari).
Sedangkan bagi penanganan warga terdampak longsor, dari Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Kota Semarang sesuai data lokasi terdampak longsor masih akan terus ditambah.
Sedangkan untuk dua lokasi longsor di Lempongsari dan Jomblangsari saat ini sudah dibuat RABnya, sedangkan untuk daerah longsor yang lain sudah masuk di perencanaan dan sedang dihitung RABnya.