SEMARANG (SUARABARU.ID) – Diperkirakan 51.000 perempuan dan anak menjadi korban bencana banjir dan tanah longsor di Semarang.
Untuk memastikan kondisi keamanan perempuan dan anak yang terdampak banjir terutama selama berada di pengungsian, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), Bintang Puspayoga, Selasa (9/2) meninjau banjir di Kelurahan Genuksari, Kecamatan Genuk, Kota Semarang.
Dia meminta pemda setempat untuk melakukan pendataan guna mendapatkan data terpilah perempuan dan anak dalam kondisi bencana.
‘’Per 7 Februari 2021 terdapat sekitar 51.000 perempuan dan anak terdampak banjir dan tanah longsor. Data perempuan dan anak sangatlah penting. Perempuan dan anak memiliki kebutuhan khusus dan spesifik. Terkait perempuan pun terdapat ibu hamil dan menyusui yang pemenuhan gizi seimbangnya harus diusahakan semaksimal mungkin dalam kondisi apapun. Apalagi, terkait pemenuhan hak anak-anak kita, karena masa mereka adalah masa tumbuh kembang. Selain itu, pendampingan psikososial sangat penting bagi anak-anak kita,” tutur Menteri Bintang saat berdialog dengan perempuan dan anak terdampak banjir didampingi Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kemen PPPA, Lenny N. Rosalin.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas PPPA) Kota Semarang, Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kota Semarang, Forum Anak Kota Semarang, serta para psikolog dari Kemen PPPA telah memberikan dukungan psikososial kepada anak-anak, perempuan, perempuan disabilitas dan lansia di lokasi pengungsian.
‘’Terima kasih atas kolaborasi dan kerja sama antara pimpinan daerah, relawan dan Badan Pengelola Pendapatan Daerah (BPPD) Provinsi Jawa Tengah yang telah memberikan pendampingan yang terbaik. Untuk itulah kami di sini memastikan agar perempuan dan anak merasa aman dan nyaman di tempat pengungsian. Utamanya bagi anak-anak, selain bisa menikmati sarana dan prasarana pengungsian, walaupun di situasi yang sulit ini, proses belajar mengajar tetap diberikan,” tambah Menteri Bintang.
Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan, banjir yang melanda Kota Semarang juga merendam beberapa objek transportasi vital seperti stasiun kereta api dan bandar udara.
‘’Banjir dan tanah longsor melanda sekitar 30 persen wilayah Kota Semarang dan sekitar 160.000 kepala keluarga yang terdampak. Curah hujan di Semarang kali ini memang sangat luar biasa. Pada 6 Februari saja, selama 6 jam, curah hujan mencapai 171 milimeter, ditambah laut pasang 1,5 meter, sehingga berapapun pompa yang dikerahkan untuk memasukkan air ke laut, akhirnya kembali lagi ke darat,’’ terangnya.
Dalam kesempatan ini, Menteri Bintang menyerahkan paket pemenuhan kebutuhan spesifik perempuan berupa hygiene kit, di antaranya berisi pembalut, shampo, sarung, minuman kesehatan, pakaian dalam, dan lainnya.
Berikutnya kebutuhan spesifik anak berupa susu (bagi anak di atas usia 2 tahun), vitamin, biscuit, cereal, bubur bayi, sabun, selimut dan diapers.
Menteri Bintang mengungkapkan bahwa Kemen PPPA tengah berkoordinasi dengan lintas Kementerian/Lembaga terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan di situasi bencana terhadap perempuan dan anak.
‘’SOP ini nantinya tidak hanya terkait pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya saja, juga termasuk upaya perlindungan serta dapur umum yang ada di tempat pengungsian agar betul-betul memiliki perspektif perempuan dan anak. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi kerentanan berlapis bagi perempuan dan anak selama mereka berada di pengungsian,’’ ungkap Bintang.
Doddy Ardjono