blank
Banyak hal dalam menghadapi banjir, persiapan sejak dini patut dipertimbangkan, bila sewaktu-waktu rumah di tinggal. Foto: dok/ist

BANJIR besar melanda sejumlah permukiman penduduk di Kota Semarang. Dari 5 Februari hingga hari ini, air belum menyurut.

Rendaman air hujan dari curah ekstrem selama dua hari penuh membuat banyak warga yang “terkunci” kesulitan akses untuk keluar – masuk perumahan. Mobilitas sosial-ekonomi warga pun terganggu.

Bagaimana menyikapi kondisi dan menyiapkan diri ketika kita tinggal di perumahan yang rentan banjir? Berikut ini tips-tipsnya.

BACA JUGA : Genuk Indah, Berpacu dengan Banjir

Pertama, kesiapan mental-psikologis. Tinggal di permukiman yang rentan banjir pada setiap musim penghujan membutuhkan ketangguhan mental tersendiri, sehingga tidak harus selalu menghadapi realitas alam dan lingkungan yang kurang bersahabat dengan keluhan. Bukankah keadaan tidak akan berubah hanya dengan mengeluh? Maka, psikologi sikap yang harus dibangun adalah menerima realitas “memang seperti ini adanya”.

Kedua, sosiologi bertetangga. Dalam suasana banjir, dibutuhkan kekompakan dan kesalingpengertian antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Hindari singgungan-singgungan yang berpotensi memicu sensitivitas hubungan. Tumbuhkan saling membantu dengan rasa senasib sepenanggungan. Biasanya, antartetangga akan berbagi terutama dalam logistik darurat.

Ketiga, menyiapkan logistik. Logistik dalam kondisi darurat menjadi syarat menumbuhkan perasaan “aman perut”. Cukupkan stok beras, lauk siap santap seperti abon, serundeng, kerupuk, tempe oven, mie, dan telur asin. Juga makanan kering untuk camilan. Stok obat-obatan instan harus terjamin untuk mengatasi sakit kepala, sakit perut, masuk angin, minyak kayu putih, maag, dan vitamin.

BACA JUGA : Warga Jatipurno Wonogiri Disemprit Gugus Covid, Ini yang Menjadi Masalahnya

Jangan lupakan kesiapan alat-alat kebersihan, seperti sabun, alat pel, baskom plastik, dan kain-kain siap pakai untuk mengelap air dari bocoran atap.

Keempat, tempat sampah di dalam rumah untuk sampah organik dan nonorganik.

Kelima, ketercukupan persediaan air minum.

Keenam, kesiapan gas Elpiji cadangan.

Ketujuh, ketercukupan kuota pulsa HP.

Kedelapan, menyiapkan lampu energi cadangan dan power bank yang selalu dalam kondisi fit penuh terisi.

Kesembilan, ketersediaan alat jemur pakaian serbaguna.

BACA JUGA : BMKG Rilis Peringatan Dini Hujan Lebat Disertai Petir-Angin Kencang

Kesepuluh, menyiapkan kontainer serbaguna dari bahan plastik. Kontainer ini fleksibel untuk menyimpan buku, alat-alat permainan anak, perkakas ringan, pakaian, dan sebagainya. Mudah digeser dan ditempatkan di posisi aman air.

Kesebelas, stop contact di sejumlah titik rumah harus dicermati, jangan sampai ada yang terletak di tempat yang berpotensi terendam air.

Keduabelas, siapkan pula malam (lilin batik), perekat yang bisa dijadikan bahan pembatas untuk mencegah perembesan air ke tempat-tempat strategis yang kita lindungi.

Selebihnya, hadapi bersama keadaan pada masa-masa banjir dengan kegembiraan bersama keluarga. Prihatin, itu pasti, tetapi sikapilah sebagai realitas dengan mencari jalan keluar agar musim penghujan tahun depan keadaannya bisa menjadi lebih baik.

AM-Riyan