blank
Banjir yang melanda kota Semarang menggenangi permukiman warga, antara lain di daerah Tlogosari Kulon. Foto: wied

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah beberapa hari belakangan ini membuat Pemprov Jateng mengambil sejumlah langkah penanganan cepat untuk mengatasinya.

“Secara umum kita siap untuk berkoordinasi dengan BPBD, Basarnas, Tagana dan unsur-unsur terkait, termasuk tingkat BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), kita gerakkan semua,” kata Pj Sekda Jateng, Prasetyo Aribowo, usai rakor Penanganan Covid-19, Senin (8/2/2021).

blank
Pj Sekda Jateng Prasetyo Aribowo. Foto: ist

Prasetyo mengatakan, sampai sekarang pihaknya terus melakukan pemantauan dan langkah penanganan, seperti rencana yang sifatnya jangka pendek hingga jangka menengah. “Jadi kita tetap monitor, baik jangka pendek maupun jangka menengah,” katanya.

Menurut Prasetyo, dari sejumlah pihak yang diajak koordinasi, ada yang mengusulkan agar dilakukan perbaikan polder, serta beberapa titik yang harus diperbaiki dalam waktu jangka pendek.

“Untuk usulan jangka pendek, akan dimasukkan dalam konteks yang akan kita tangani,” katanya.

Untuk upaya jangka pendek, pihaknya berkoordinasi dengan kabupaten dan kota, BPBD, Basarnas, sampai dengan BBWS yang menangani sungai. Seperti, dalam penyediaan dapur umum, evakuasi warga, dan biaya hidup.

“Kemarin sudah dirapatkan dengan teman-teman kabupaten kota. Normalisasi sungai belum bisa dilakukan sekarang. Makanya usulan tadi akan ditangani BBWS,” katanya.

Sementara itu, kaitannya dengan penanganan warga di pengungsian akibat bencana alam, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, dr. Yulianto Prabowo, mencatat penyakit yang paling banyak mendera pengungsi adalah infeksi di saluran pernapasan akut (ISPA), dan penyakit kulit.

“Stok obat di sejumlah pengungsian cukup. Jadi kalau masalah obat di lokasi bencana itu selalu ada,” kata Yulianto.

Menurutnya, untuk penanganan kesehatan di masa pandemi sekarang berbeda dengan penanganan sebelum pandemi. Sebab pihaknya harus memperhatikan protokol kesehatan.

“Karena kita harus menjaga physical distancing, dan sebagainya itu harus kita lakukan. Di masa pandemi ini penanganannya lebih rumit, kompleks, karena permasalahannya banyak,” katanya.

Sebagai informasi, tercatat sejumlah bencana alam terjadi di Jateng belakangan ini. Seperti banjir yang tak kunjung surut di Kabupaten Kudus, Kota Semarang, sampai di wilayah Pekalongan.

Kondisi banjir berakibat pada ribuan warga mengungsi akibat rumah terendam, permukaan jalan nasional dan jalan lainnya.

Hery Priyono-wied