blank
Kondisi Pasar Kota Wonogiri, Minggu (7/2), sepi dari kegiatan transaksi jual beli. Mayoritas bakul tidak berjualan berkaitan dengan program Jateng dua hari di rumah saja.

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Program Jateng dua hari di rumah saja, telah memberikan dampak signifikan pada aktivitas masyarakat. Terlebih pada sektor perniagaan di Kabupaten Wonogiri, meskipun pasar dan pertokoan tetap diperbolehkan buka.

Masyarakat pedagang di Kabupaten Wonogiri, menilai, kebijakan tersebut ibarat diculke ndase digeret buntute (dilepas kepalanya ditarik ekornya). Kebijakan yang kontradiktif seperti ini, tidak saja membingungkan tapi juga berdampak merugikan.

Mayoritas bakul di Pasar Kota Wonogiri menyatakan, hari pertama pilih libur tidak berjualan. ”Bila dipaksakan berjualan, tidak ada pembelinya. Bagaimana ada pembeli, wong keluar rumah saja dilarang ?,” keluh sejumlah bakul.

blank
Deret los penjualan buah-buahan lantai satu Pasar Kota Wonogiri, Minggu (7/2), terlihat kosong karena para bakulnya libur tidak berjualan.

Tidak Ada Pembeli
Pedagang daging sapi, Kawitni, menyatakan, Sabtu (6/2), tetap berjualan tapi tidak laku, karena tidak ada pembelinya. Bakul komoditas aneka kebutuhan sehari-hari, Anang, bertutur, di hari pertama sebenarnya ingin berjualan. ”Tapi tidak ada dagangan, karena pemasoknya tidak pada datang,” ujarnya.

Meskipun mayoritas masih tutup, tapi pada hari kedua pemberlakuan di rumah saja, Minggu (7/2), sebagian kecil bakul telah memulai berjualan dengan jumlah dagangan yang terbatas. Mereka beralasan takut, bila kondisi pasar masih sepi sebagaimana terjadi di hari pertama.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo, tidak menutup pasar dan pertokoan bersamaan dengan diberlakukannya program Jateng dua hari di rumah saja. Bupati memilih meneruskan kebijakan Permberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang memang jadwalnya belum berakhir.

blank
Tidak ada kegiatan jual beli di deret lapak para bakul oprokan lantai satu Pasar Kota Wonogiri, karena bakul-bakulnya sejak kemarin memilih libur tidak berjualan.

Penegakan Disiplin
Karena itu, tim Satgas Gugus Covid-19 Kabupaten Wonogiri, tidak menggelar razia dan terbatas pada penegakan disiplin (Gakplin) agar warga mematuhi protokol kesehatan (Prokes). Saat menjumpai ada warga tidak bermasker, ditegur dan kepadanya diberi masker gratis. Ini sebagaimana dilakukan oleh Tim Gabungan Kecamatan Slogohimo, pimpinan Kapolsek AKP Kukuh Wiyono dan Danramil-22 Kodim 0728 Wonogiri Kapten (Arm) Yadiman.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UMKM Kabupaten Wonogiri, Wahyu Widayati, melalui Kabid Pasar Agus Suprihanto, menyatakan, Kabupaten Wonogiri memiliki 26 pasar yang tersebar di 23 dari 25 kecamatan.

blank
Danramil-22 Slogohimo Kodim 0728 Wonogiri Kapten (Arm) Yadiman dan Kapolsek AKP Kukuh Wiyono, memimpin Gakplin Prokes Covid-19 ke pasar, dengan memberikan masker gratis kepada mereka yang tak memakainya.

Di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri yang dalam dua hari terakhir ini sepi dari kegiatan transaksi jual beli, dilakukan penyemprotan disinfektan. Tujuannya, untuk pencegahan penularan wabah Corona Virus Disease (Covid)-19.

Bambang Pur