KRAT Djoko Sihono Wibakso (depan) ketika tampil menjadi Komandan Prajurit Irotono pada event wisata budaya kirab dan jamasan Pusaka Sambernyawa.

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Jagad seniman di Kabupaten Wonogiri berduka. Komandan Prajurit Irotono, Kanjeng Raden Arya Tumenggung (KRAT) Djoko Sihono Wibakso, meninggal dunia.

Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Wonogiri, Eko Sunarsono, Sabtu (5/2), menyatakan, almarhum meninggal Jumat (4/2). ”Dimakaman kemarin,” jelas Eko Sunarsono yang juga seniman dalang wayang kulit ini.

Predikat Komandan Prajurit Irotono melekat pada diri almarhum, karena setiap digelar event wiata budaya Suran kirab dan jamasan Pusaka Pangeran Sambernyawa di Wonogiri, Djoko ‘Dagelan’ Sihono, selalu memimpin barisan Prajurit Irotono. Yakni prajurit bersenjatakan tombak yang mengawal usungan joli (tempat peralatan jamasan).

Komandan Prajurit Irotono, KRAT Djoko Sihono Wibakso (kiri), memimpin bala prajurit bersenjatakan tombak dan pengusung joli.

Bintang Panggung
Sebutan Dagelan pada diri almarhum, itu terkait dengan eksistensinya yang sejak muda menjadi bintang panggung Ketoprak dan selalu berperan sebagai dagelan. Yaitu aktor pelawak yang membawakan adegan gecul (jenaka) untuk menghibur penonton.

”Dia itu termasuk dagelan kondang di masa mudanya,” jelas Kabid Kebudayaan Dikbud Kabupaten Wonogiri, Eko Sunarsono. Almarhum, pria kelahiran Solo yang populer dipanggil Pak Doweh ini, hampir seluruh hidupnya dia baktikan pada jagad kesenian.

Group-group ketoprak terkenal, hampir pernah dia singgahi. Seperti Ketoprak Darmo Muda, Cindhe Budaya, dan sejumlah group ketoprak lokal. Di luar panggung ketoprak, dia kerap diminta pentas untuk berbagai acara, termasuk pada acara orang punya hajatan mantu atau kitanan.

Dadak Merak
Disamping menjadi bintang pelawak ketoprak, dia suka main reog. Bahkan ketika mantu putrinya, di rumahnya Desa Watangsono, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, dekor manten dipajang sepasang Dadak Merak reog. Kecintaannya pada jagad kesenian, tidak pernah dia tinggalkan, meski kemudian diangkat menjadi PNS Pemkab Wonogiri dengan tugas sebagai driver dinas.

Mengenakan busana Kejawen jangkep (lengkap), KRAT Djoko Sihono Wibakso (kiri), tampil menjadi pimpinan barisan pembawa pusaka Pangeran Sambernyawa.

Istana Mangkunegara Surakarta melalui Pengageng Wandana Satriya, mempercayakan kepada KRAT Djoko Sihono sebagai Komandan Prajurit Irotono, setiap kali digelar event wisata budaya kirab dan jamasan pusaka Sambernyawa. Sebagai abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Djoko Sihono diberi kekancingan gelar KRAT.

Kepada para seniman muda, dia sering membagikan pengalaman pribadinya mengapa menyukai kebudayaan dan menjadi seniman. Sebab, kesenian tradisi perlu dilestarikan agar tidak punah ditelan zaman. Kesenian tradisi, merupakan bagian dari jati diri bangsa.

Bambang Pur