blank
Pedagang di pasar Kliwon Kudus. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Kebijakan Gubernur Ganjar Pranowo Jateng di Rumah Saja selama 2 hari, menuai respon dari kalangan pedagang tradisional. Himpunan Pedagang Pasar Kliwon Kudus (HPPK) menyatakan keberatan atas kebijakan tersebut.

Ketua HPPK, Sulistiono mengungkapkan keberatan para pedagang lantaran dalam kebijakan tersebut mengharuskan semua pasar tradisional harus tutup. Hal tersebut dipastikan akan merugikan ratusan bahkan ribuan pedagang yang ada di pasar Kliwon.

“Apalagi kebijakan ini mendadak dan belum ada sosialisasi sama sekali dari pemerintah kabupaten,”kata Sulistiono, Rabu (3/2).

Sulistiono menambahkan, selama ini pasar Kliwon menjadi salah satu urat nadi perekonomian masyarakat Kudus. Tak hanya pedagang yang berjualan di dalam pasar, namun banyak pihak lain yang akan terdampak jika pasar Kliwon harus ditutup selama dua hari.

“Tak hanya pedagang, tapi tukang becak, kuli panggul, tukang parkir, pedagang kaki lima dan banyak lagi pekerja yang menggantungkan nafkahnya dari pasar, akan merasakan dampaknya. Dan mereka semua adalah masyarakat kelas bawah yang mendapatkan nafkah dari aktifitas kesehariannya,”ujarnya.

Oleh karena itu, kata Sulistiono, pihaknya berharap pemangku kebijakan bisa merevisi aturan tersebut. Jangan sampai kebijakan yang dilakukan justru merugikan rakyat kecil.

Terlebih lagi, selama pandemi ini, pedagang di pasar Kliwon sudah terbilang tertib menjalankan protokol kesehatan untuk menekan penularan Covid-19. Dari HPPK sendiri juga terus menerus melakukan imbauan dan edukasi ke pedagang yang ada.

Sementara, Plt Bupati Kudus HM Hartopo mengungkapkan pada prinsipnya, Pemkab Kudus siap menjalankan kebijakan dari provinsi tersebut. Untuk pelaksanaan teknis di lapangan, Hartopo juga akan melakukan pembicaraan dengan Forkopinda dan stakeholder yang lain.

Sementara disinggung kemungkinan ada kompensasi bagi warga yang terpaksa harus berdiam diri di rumah, menurut Hartopo memang ada pemikiran semacam itu. Namun, secara teknis akan sulit jika warga yang di rumah akan mendapatkan bansos pengganti mereka bekerja.

Tm-Ab