blank

SEMARANG – Tim dosen departemen Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana Prodi Sarjana dan Profesi Bidan Unissula mengadakan pengabdian masyarakat di Batursari Mranggen Demak (15/1). Mereka adalah Friska Realita SST MHKes, Is Susiloningtyas SSiT, MKeb dan Meilia Rahmawati SST MKeb. Tema yang diangkat yakni pelayanan Posyandu dimasa pandemi Covid-19.

Menurut Friska peran Posyandu sebagai garda paling depan ditingkat RW sangat penting. Jika posyandu tidak melakukan pelayanan saat wabah, ibu bisa memantau tumbuh kembang anak secara mandiri dengan panduan buku KIA. Selain itu juga dapat melakukan temu janji terlebih dahulu dengan Bidan dan Kader Posyandu.

“Posyandu sebagai garda terdepan wadah pelayanan kesehatan dasar masyarakat membantu sosialisasi dan edukasi Covid 19 bersama petugas medis dan Satgas Siaga Covid 19. Pendidikan kesehatan pun bisa langsung ke sasaran yaitu warga setempat”, ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan tujuan dari pengabdian masyarakat ini agar kader siap dalam melaksanakan pelayanan posyandu di masa pandemi dengan aturan yang sudah ditentukan dari Kementrian Kesehatan RI.

Adapun aturan yang dilakukan pelaksanaan posyandu beroperasi diserahkan kepada kebijakan pemerintah daerah. Ijin di laksanakan posyandu dengan syarat wilayah tersebut berada pada zona hijau. Saat zona merah posyandu bisa stop terlebih dahulu menunggu wilayah berzona hijau kembali. Kader posyandu sehat dan memakai sarung tangan, meja tidak berdekatan atau dengan jarak satu meter dan disediakan tempat cuci tangan serta cairan pembersih tangan.

Saat pelaksanaan Posyandu, orang tua bayi atau balita membawa kain atau sarung tangan sendiri untuk penimbangan. Mengatur jadwal layanan maksimal 10 orang di area pelayanan. Anak yang sudah disuntik menunggu diluar atau tempat terbuka sekitar 30 menit sebelum pulang. Pemberian PMT dengan protokol ketat makanan dibungkus plastik rapat dan tidak diperbolehkan untuk makan ditempat.

Materi lain yang disampaikan pada para kader yaitu cara pelaksanaan sistem lima meja dalam posyandu. Pengukuran antropometri bayi dan balita mengenai cara menimbang bayi, mengukur tinggi badan bayi, mengukur lingkar kepala, mengukur lingkar lengan atas, memasukkan catatan ke Kartu Menuju Sehat (KMS), serta menginterpretasikan data dalam KMS. Kader posyandu diharapkan mampu menguasai seluruh pengukuran tersebut karena hal tersebut juga menjadi tahap awal deteksi dini adanya stunting pada bayi dan balita.

Hasil dari pengabdian masyarakat tersebut para kader mulai bersiap menata lokasi posyandu diseting di area terbuka agar sirkulasi udara bagus dan diberi jarak antar warga yang akan datang dengan jadwal yang sudah disesuaikan antar RT per RW.