blank
Ilustrasi ruang perawatan pasien Covid-19

JEPARA (SUARABARU.ID)- Pada portal resmi Satgas Penanganan Covid-19 Jepara corona.jepara.go.id Selasa  (26/1-2021) jam 07.56  WIB dirilis data update terakhir penyebaran Covid-19 di Jepara. Total akumulasi warga yang terkonfirmasi virus corona adalah 5.299 orang

Dari   jumlah tersebut,  warga Jepara yang saat ini masih dalam status positif terinfeksi adalah  1.219 orang atau sebesar 23 %. Sementara warga Jepara yang meninggal dalam status positif, suspeck  dan probable adalah 337  orang atau 6,36 %.

Dari 1.219 orang yang masih dalam status positif, pada portal resmi Satgas Covid-19 Jepara juga ditampilkan data, 136 orang dirawat di rumah sakit. Ironisnya dari jumlah tersebut, 79 orang justru dirawat di rumah sakit yang ada di luar daerah seperti Kudus, Demak dan Semarang. Sementara yang dirawat di rumah sakit di Jepara hanya 57 orang.

Masih menurut data yang diumumkan satgas,  57 orang yang dirawat di rumah sakit di Jepara berada di RSUD RA Kartini 21 orang, RS Rehatta 7 orang, RS Sultan Hadirin 7 orang, RS PKU Aisyiah Jepara  2 orang, dan berada  RS PKU Muhamadiyah Mayong,  13 orang.   Sementara 1.016  orang menjalani isolasi mandiri.

blank
Tigor Sitegar pegiat budaya di Jepara

Memprihatinkan 

Banyaknya warga masyarakat Jepara yang terpaksa harus menjalani rawat inap di berbagai rumah sakit di luar daerah, menurut Tigor Sitegar sangat memprihatinkan. “Ini menunjukkan fakta bahwa Jepara kurang  sigap  dalam menangani kasus Covid-19” ujar Tigor Sitegar yang dikenal sebagai pegiat budaya Jepara.

Menurut Tigor, berdasarkan investigasi yang dilakukan,  banyaknya warga yang dirawat diluar daerah ini disebabkan rumah sakit rujukan di Jepara tidak lagi mampu  menampung pasien bergejala, terbatasnya jumlah ruang isolasi yang memiliki ventilator, keterbatasan ICU untuk pasien Covid-19  serta menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap 6 rumah sakit rujukan  di Jepara,” ujar Tigor.

Harusnya pemerintah kabupaten Jepara dalam hal ini  DKK harus hadir untuk mengurai persoalan ini. “Fakta banyaknya warga Jepara yang dirawat diluar daerah adalah bukti ketidak mampuan Jepara dalam menangani persoalan kesehatan yang dihadapi warganya,” ujarnya. Harusnya manajemen DKK melakukan evaluasi dan serius melakukan perbaikan, tambah Tigor.

Hadepe-ua