WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Chikungunya, menyerang sebagian warga masyarakat yang bermukim di Ibukota Kabupaten Wonogiri. Menyikapi ini, Tim Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonogiri, Selasa (5/1), diturunkan untuk melakukan fogging (pengasapan).
Tim Fogging Dinkes Wonogiri beranggotakan 6 personel, dipimpin oleh Edi Sarbowo. Mereka melakukan pengasapan di wilayah pemukiman warga di lingkup RT 2 dan RT 1/RW 4 Lingkungan Cubluk, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri Kota, Kabupaten Wonogiri. Ini dilakukan, setelah ada warga di dua RT tersebut, yang dijangkiti penyakit chikungunya.
Ketua RT 1/RW 4 Lingkungan Cubluk, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri Kota, Kabupaten Wonogiri, Jarwanto, menyatakan, awalnya diketahui ada warga yang tinggal di RT 2 terserang chikungunya. Tapi belakangan ini, diketahui menular ke warga di RT 1/RW 4. Setidak-tidaknya ada dua keluarga warga di RT 1/RW 4 yang tertular chikungunya.
Nyamuk Aedes
Informasi menyusul disampaikan dari Lingkungan Salak, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri Kota, Kabupaten Wonogiri. Ada warganya di RT 3/RW 4 Salak, yang juga dikhabarkan ikut terkena sakit chikungunya. Ini diketahui setelah yang bersangkutan kemarin berobat ke dokter.
Chikungunya, adalah infeksi virus yang ditandai dengan serangan demam dan nyeri sendi secara mendadak. Virus ini, menyerang dan menulari manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, dua jenis nyamuk yang juga dikenal sebagai penyebab demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Dinkes Kabupaten Wonogiri, Dokter Adhi Dharma dan Kabid Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Supriyo Heryanto, Selasa (5/1), menyatakan, pengasapan dilakukan dalam upaya membunuh nyamuk dewasa. Ini dilaksanakan dalam upaya percepatan penanganan penyakit chikungunya, supaya tidak meluas penularannya.
Ketua Tim Fogging Dinkes Wonogiri, Edi Sarbowo, menyebutkan, sudah sekitar 6 sampai 7 tahun belakangan ini, di wilayah Kecamatan Wonogiri Kota terbebas dari chikungunya. ”Tapi ini kembali muncul lagi di wilayah Kota Wonogiri,” ujarnya. Indikasi kemunculan penyakit chikungunya di musim penghujan ini, awalnya diketahui di Lingkungan Pokoh, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri Kota, Kabupaten Wonogiri.
Lingkungan Salak
Baru belakangan ini, chikungunya juga menyerang warga di Lingkungan Cubluk, Kelurahan Giritirto, dan di Lingkungan Salak, Kelurahan Giripurwo, semuanya di wilayah Kecamatan Wonogiri Kota, Kabupaten Wonogiri. Umumnya, nyamuk-nyamuk ini menyerang di siang hari, namun gigitan terutama terjadi saat dini hari dan sore hari. Sehingga orang yang sering berada di luar rumah, akan lebih rentan terkena virus ini.
Nyamuk ini, lebih banyak hidup dan berkembang biak di tempat yang dekat dengan manusia. Dua jenis nyamuk penyebar chikungunya, umumnya senang mendiami beberapa jenis tempat, seperti wadah penampungan air, bak mandi, hingga pot dan vas bunga berisi air.
Setelah tergigit nyamuk yang membawa virus, gejalanya akan mulai terasa pada 4–8 hari, namun juga dapat dimulai sejak 2–12 hari setelah gigitan. Gejala-gejala awalnya, menderita demam yang muncul secara tiba-tiba, nyeri sendi nyeri otot yang keparahannya bisa sampai menghambat gerakan tubuh. Bisa disertai sakit kepala, dan kemunculan ruam atau bintik-bintik merah di sekujur tubuh, merasa kelelahan, mual dan muntah.
Cara efektif pencegahannya adalah memberantas habitat nyamuk berkembang biak, dan menghindari gigitan nyamuk supaya tidak tertulari virus. Karena itu, kepada warga masyarakat diseru untuk membudayakan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS).
Bambang Pur