PEKALONGAN (SUARABARU.ID)– Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Pekalongan, menyalurkan bantuan berupa alat kesehatan dan sembako. Tiga Pondok Pesantren yang ada di Kota Pekalongan itu adalah, Ponpes Tahfidz Alquran Putri Al Irsyad Al-islami, Ponpes Salaf dan Tahfidzul Qur’an Al-Arifiyah, serta di Ponpes Manbaul Huda.
Bantuan alat kesehatan itu di antaranya vitamin C 50 box, tangki disinfektan lima Unit, tablet disinfektan lima box, hand sanitizer 100 ml 300 pcs, masker kain 410 pcs.
Selain obat-obatan dan masker kain, juga disalurkan sembako berupa beras, gula, teh, mi instan dan minyak goreng.
BACA JUGA : Muncul Surat Edaran Palsu Bupati tentang Bantuan ke Ponpes Terdampak Zona Merah
Ketua PC PMII Pekalongan, Wisnu Wardana mengatakan, bantuan ini sebagai wujud semangat PMII peduli sesama.
”Penyaluran bantuan ini sebagai bentuk kepedulian kami, terutama dalam membantu pencegahan atau penanganan pandemi covid-19. Sebab saat ini peningkatan kasus positif covid-19 di Kota Pekalongan semakin tinggi,” kata Wisnu dalam keterangannya, Sabtu (2/1/2021).
Disebutkan dia, penyaluran bantuan obat-obatan dan masker dilakukan supaya di lingkungan ponpes tidak menjadi klaster covid-19. Pihaknya juga mengajak para santri untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
BACA JUGA : Tahun Baru 2021, 79 Personel Polres Wonosobo Naik Pangkat
”Harapannya, pondok pesantren tidak menjadi klaster baru covid 19. Ini sebagai bentuk ikhtiar PMII Pekalongan untuk pencegahan covid-19,” jelas dia.
Pimpinan Ponpes Manbaul Huda, Gus Mun Hamier menambahkan, pihaknya mengapresiasi atas bantuan dari PMII Cabang Pekalongan ini.
”Pesantren kini menghadapi tantangan baru. Selain penyakit masyarakat yang perlu pendekatan intensif dari santri dan ulama, juga radikalisme yang mengatasnamakan pemurnian akidah dan penegakan hukum Islam,” ungkapnya.
BACA JUGA : 147 Personel Polres Magelang Naik Pangkat
Selain pemberian bantuan sembako dan alat kesehatan, PC PMII Kota Pekalongan juga menggelar diskusi dengan tema, ‘Radikalisme, Pengertian dan Realitannya Dilingkup Pondok Pesantren’. Dialog ini berjalan hangat, dengan munculnya berbagai tanggapan dari peserta diskusi.
Dari Pembina PMII Cabang Pekolangan, Gus Mansyur, mengupas tentang makna radikalisme. Radikal menurut bahasa berasal dari kata Radic atau akar. Jadi radikal menurut istilah adalah, pemikiran yang mendalam terhadap sesuatu.
”Munculnya radikalisme yang mengusung simbol-simbol Islam di Indonesia, menyebabkan pemahaman yang salah tentang Islam yang Rohmatan lil alamin, yang mengedepankan tasamukh, tawasuth dan i’tidal,” jelas Gus Mansyur.
Riyan-Sol