Ibu-ibu IKWI mengikuti webinar di kantor PWI Pusat. Fotp: Tangkapan layar  hm

SEMARANG  (SUARABARU.ID) –  Mengambil  hikmah dari pandemi covid-19, ibu-ibu menjadi melek digital dan tidak  ketinggalan zaman. Mengikuti perubahan zaman, karena memang hidup harus berubah.

“Tidak zamannya lagi mengatakan ‘Saya gaptek, atau gagap teknologi,” kata psikolog Prof Dr Lydia Freyani Hawadi, MSi,MM, dalam webinar Strategi Pendampingan Anak Belajar Jarak Jauh pada Masa Pandemi, diselenggrakan oleh Ikatan Keluarga Wartawan Indonesa (IKWI) Pusat.

Dikatakan guru besar  Universitas Indonesia itu , ibu harus belajar sepanjang hayat. Dicontohkan, Ny Nugroho Notosusanto, istri mantan Menteri Pendidikan dalam Kabinet Pembangunan IV berusia  82 th, tetapi akrab dengan gadget.

“Karenanya ibu  perlu memahami multiperannya dalam keluarga dan mempersiapkan diri untuk itu. Ibu perlu menyadari situasi dan kondisi yang dihadapi saat pendemi dan menyiapkan strategi pendampingan anak belajar jarak jauh,” kata Prof Lydia.

Betapa pentingnya HP atau laptop sekarang dan seterusnya, sehingga jika perlu berhutang untuk memilikinya, tandasnya. Istri harus merasa cukup, seberapa pun uang diberikan oleh suami. “Perlu menghindari berdebat dengan suami, lebih baik diam dan juga tidak memarahi anak agar suasana tenang,” tandasnya.

Indah Kirana Depari, ketua IKWI Pusat. Foto: tangkapan layar hm)

Mengendalikan Emosi

Multiperan seorang ibu, menurut Lydia Freyani antara lain sebagai pengatur disiplin, menjadi guru,

petugas kesehatan dan seniman yang  pandai berkreasi.

Beberapa tips, resep diberikan oleh  mantan Dirjen PAUDNI Kemendikbud Ri (2012 – 2014)  menjalani multi peran agar tidak merasa berat mendampingi anak dalam belajar jarak jauh yang tidak akan berakhir. Pertama mengendalikan emosi, dengan latihan beberapa kali bernafas dalam satu menit.

Kalau mampu 20 kali tarikan dan hembusan, artinya cukup baik pengendalian emosinya. Kedua, berpikir luwes, artinya membiasakan memanfaatkan apa adanya. Dengan kata lain, tak ada rotan, akar pun berguna.

Langkah ketiga, membiasakan menyimpan nama dan nomor penting, untuk menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi. “Sedia payung sebelum hujan, juga sadar monitor diri sendiri, bagaimana kondisi sekarang ini.”  Berikutnya, membuat perencanaan dan prioritas, mengambil langkah awal dan mengelola lingkungan atau memahami kondisi sekarang.

Untuk dapat melaksanakan semua itu ibu harus meningkatkan imunitas dengan makan bergizi seimbang, tidur cukup, berolahraga, berpikir positip, berperiaku baik dan rekreasi. “Menjalani hobi merupakan rekreasi yang sangat baik. Menjahit, bercocok tanam atau lain yang dengan senang hati bisa dilakukan,” kata Lydia.

Menjawab pertanyaan peserta apa yang harus dilakukan ibu jika anak malas, maka ibu harus membuat kontrak belajar dengan jadwal teratur dan disiplin. “Jangan lupa memberikan apa yang anak biasa peroleh saat sekolah.Misalnya makanan atau bekal  lain yang biasa dibawa ketika anak masuk sekolah seperti biasa,”  Anak malas, anak nakal menandakan ibu tidak sukses mendidik anak, ujarnya.

Humaini-trs