Ketua Umum KONI Jateng, Subroto (kanan), saat memperhatikan materi yang disampaikan Wakil Ketua Umum II Sudarsono. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Konsep Pedoman Penyelenggaraan Porprov Jateng 2022, menjadi perdebatan yang seru, pada acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) KONI Jateng, yang dilaksanakan di Hotel Patra, Semarang, Kamis (17/12/2020).

Meskipun tidak masuk dalam rancangan acara, namun masalah pembatasan atlet menjadi diskusi paling seru. Bahkan sebelum sidang komisi, ada utusan KONI Klaten yang langsung mengusulkan, atlet peraih emas PON dan even di atasnya, sebaiknya tidak boleh tampil pada Porprov.

”Persoalan itu akan dibahas pada sidang komisi nanti,” cegah Ketua Umum KONI Jateng, Subroto, yang mempimpin sidang.

BACA JUGA : Pengurus KONI Kota Semarang dan KONI Magetan Main Badminton Bareng

RAT yang digelar secara daring ini, hanya dihadiri 50 orang yang merupakan pengurus dan panitia. Ada pun utusan 35 KONI Kabupaten/Kota dan 67 Pengprov cabang olahraga, mengikuti dari tempat masing-masing melalui aplikasi zoom meeting.

Dalam Sidang Komisi B yang membidangi pembinaan, akhirnya muncul lagi pertanyaan tentang kapasitas atlet. Utusan KONI Sragen memperkuat usulan Klaten, yang mengatasnamakan Solo Raya.

”Porprov itu arena untuk atlet amatir, sehingga sebaiknya atlet Nasional yang pernah meraih emas PON, SEA Games dan seterusnya, tidak diperkenankan tampil. Ini demi pembinaan,” ungkapnya.

Utusan Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Singgih pun kemudian memberikan tanggapannya. Disebutkan dia, Porprov adalah ajang untuk menjaring atlet ke PON, sehingga seluruh atlet terbaik boleh ikut.

”Pada level di atas yakni PON, tidak ada pembatasan atau larangan bagi atlet tertentu. Kecuali jika atlet itu harus membela tim Merah Putih ke SEA Games, Asian Games atau Olimpiade. Sehingga tidak diperkenankan tampil di Porprov, itu soal lain,” paparnya.

Wakil Ketua Umum IV Amir Machmud (kanan), menyampaikan laporannya pada pelaksanaan RAT KONI Jateng. Foto: dok/ist

66 Cabor
Dari beberapa masukan, Komisi B dengan Ketua Sudarsono, Sekretaris Mugiyo Hartono, akhirnya “memutuskan”, atlet Nasional boleh tampil pada Porprov.

”Sebenarnya kami tidak memutuskan, karena hal itu tidak masuk dalam konsep rancangan. Tetapi karena mengemuka dalam sidang, ya kami beri kepastian,” terang Mugiyo Hartono, yang juga menjabat sebagai Kabid Pembinaan KONI Jateng ini.

Sedangkan pada sidang Komisi A, diputuskan adanya pengesahan delapan cabang olahraga baru sebagai anggota KONI Jateng, yakni tiga pecahan PABBSI (angkat besi, angkat berat dan binaraga, yang berdiri sendiri), triathlon, jujitsu, kick boxing, sambo, dan rugby. Ada pun dua cabang lainnya ditunda, yakni kurash dan hapkido.

Atas keputusan yang dilakukan Komisi A, hal itu ternyata berdampak pada keputusan Komisi B, tentang jumlah cabang olahraga Porprov 2022, yang akhirnya menjadi 66 cabang.

Para Ketua Pengprov delapan cabor baru itu, semalam hadir di arena RAT untuk menerima bendera Pengprov masing-masing, dari Ketua KONI Jateng, Subroto.

Ketua Umum KONI Jateng, Subroto, berfoto bersama dengan para ketua cabang olahraga baru, seusai penyerahan bendera Pengprov pada RAT KONI di Hotel Patra. Foto: dok/ist

Dipuji Gubernur
Keputusan lain dari RAT adalah, diserahkannya surat keputusan KONI Jateng Nomor III tahun 2020 tentang Pati Raya (yang meliputi Kabupaten Pati, Kudus, Jepara, Rembang, Blora dan Grobogan) sebagai tuan rumah Porprov 2022.

Hal lain yang dibahas adalah, mutasi atlet berkaitan Porprov 2022, penjaringan dan penyaringan calon Ketua Umum KONI 2021-2025, tata cara Musorkot/Musorkab KONI.

”Tahun 2021 adalah tahun padat bagi KONI Jateng, yakni menyiapkan atlet dan tampil di PON Papua, kualifikasi Porprov 2022 dan Musorprov KONI,” tukas Subroto.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang membuka RAT secara daring menyatakan, pelaksanaan RAT KONI di masa pandemi covid-19, sudah sesuai dengan prinsip protokol kesahatan

”Saya gembira, karena RAT ini mengikuti protokol kesehatan. Jaga jarak dengan peserta terbatas,” puji Gubernur dalam sambutannya.

Riyan-Sol