blank
Seorang pemilih tengah mamasukan kartu suara pada Pilkada 9 Desember 2020 lalu. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Dari total 680.000 lebih pemilih yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo tahun 2020, sebanyak 65.000 lebih pemilih tidak menggunakan hak suaranya pada Rabu (9/12) lalu.

Hal itu setelah KPU Wonosobo menarik C6 atau undangan memilih. Sejumlah warga yang tidak menggunakan hak pilih tersebar di 15 Kecamatan yang ada. Mereka tidak datang ke TPS karena berbagai alasan, seperti tidak berada di tempat karena merantau.

“Sebanyak 65 ribu C6 atau pemberitahuan memilih dari KPU tarik dari temen-temen KPPS, supaya tidak disalahgunakan oleh para orang yang tidak bertanggungjawab,” kata Ketua KPU Wonosobo, Asma Khozin saat ditemui dikantornya, Jumat (12/12).

Menurutnya, ada beberapa kriteria yang menyebabkan C6 ditarik oleh penyelenggara Pilkada. Diantaranya adalah ada pemilih yang sudah ditetapkan DPT tetapi meninggal dunia, pindah ke luar Kabupaten.

“Ada juga pemilih yang beralih status menjadi TNI-Polri dan ada pula pemilih yang tidak bisa ditemui karena menjadi buruh diluar kota, menjadi TKI serta pelajar diluar kota,” sambung mantan Ketua PC GP Ansor Wonosobo itu.

Aplikasi Sirika

blank
Ketua KPU Wonosobo, Asma’ Khozin. Foto : SB/Muharno Zarka

Dikatakan Asma’, paling banyak C6 ditarik karena pemilih menjadi TKI, buruh dan pelajar diluar kota. Jumlahnya sekitar empat puluh ribuan. Ada juga pemilih yang sudah bertransmigrasi sudah 10 tahun yang lalu tetapi data kependudukannya masih Wonosobo.

Menurutnya, penarikan C6 ini menggunakan aplikasi Sirika, sehingga pihaknya bisa mempunyai nama secara detail terkait siapa saja yang 65 ribu lebih ini yang tidak didistribusikan C6 atau pemberitahuan memilihnya.

“Namanya siapa, alamatnya dan TPS mana, ada detail di aplikasi Sirika ini. Sehingga aplikasi ini sangat membantu kita dan cukup efektif karena bisa terselesaikan di angka 98 persen,” jelasnya.

Selain itu, dengan aplikasi ini, pihaknya bisa mengukur potensi partisipasi pemilih, juga bisa untuk mengukur kekurangan logistik di TPS mana dan bisa diambilkan dari TPS mana. Karena dari C6 yang dikembalikan itu, pihaknya ada gambaran ada sisa surat suara di TPS mana.

“Aplikasi ini juga bisa untuk modal sosialisasi di Pemilu yang akan datang. Karena kita bisa mengetahui di TPS ini partisipasi berapa persen dan yang tidak nyoblos si A, B dan C. Sehingga dalam sosialisasi ke depan kita bisa lebih tajam menyasar daerah yang partisipasinya rendah,” tandasnya.

Muharno Zarka-Wahyu