KUDUS (SUARABARU.ID) – Satu guru di SMPN 3 Jekulo kembali meninggal terkonfirmasi positif Covid-19, pada Kamis (3/12). Sehingga total guru yang meninggal dunia dalam kurun waktu hampir bersamaan dalam beberapa hari terakhir mencapai empat orang.
Guru yang meninggal tersebut berturut-turut terjadi pada tanggal 23, 29, 30 November, dan 3 Desember 2020.
Plt Kepala Dinas Kesehatan sekaligus Direktur RSUD Kudus, dr Aziz Achyar menyatakan, Guru berinisial R (49), warga Bulucangkring, tersebut meninggal dunia saat dirawat di RSUD Dr Loekmono Hadi, pukul 08.00 pada hari Kamis (3/12).
“Yang bersangkutan sudah dirawat sejak tanggal 26 November 2020 lalu,”ujar Aziz.
Kemudian yang bersangkutan menjalani tes swab pada tanggal 26 dan 27 November 2020 dengan hasil keduanya positif. “Hasil swabnya dua kali positif Covid-19,” ujar dia.
Pasien tersebut memiliki diagnosis penyakit penyerta berupa stroke dan hipertensi. Kemudian pasien dirawat di ruang ICU menggunakan ventilator. “Pasien dirawat di ICU menggunakan ventilator,” ujar dia.
Aziz mengakui, telah terjadi klaster penyebaran Covid-19 di SMP 3 Jekulo. Oleh karena itu, tracing kontak akan terus dilakukan untuk memutus rantai penyebaran.
Saat ini, sebanyak 43 guru dan karyawan di SMP 3 Jekulo sudah menjalani uji swab sebagai upaya tracing kontak. Hanya saja, hingga kini uji swab pada tracing kontak tersebut belum keluar. “Karena pada saat itu ada kendala, sehingga sampel swab harus dikirim ke Semarang. Dan hasilnya sampai saat ini belum keluar,”tandasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus, Harjuno Widodo mengaku sudah menerima kabar terkait meninggalnya satu guru lagi di SMPN 3 Jekulo. Namun pihaknya belum mengetahui secara pasti terkait penyebab kematiannya karena informasi yang diterima gagal operasi.
“Informasinya yang bersangkutan meninggal karena gagal operasi batu empedu,” ujar dia.
Harjuna menambahkan, saat ini masih ada satu guru SMP 3 Jekulo lainnya yang kondisinya dalam perawatan. Yang bersangkutan adalah guru perempuan dengan kondisi hamil dan dirawat di RS Dr Kariadi Semarang.
“Ada satu guru yang lagi hamil sekarang dirujuk ke RS Dr Kariadi Semarang, tapi belum diketahui apakah terpapar Covid-19 atau tidak” ujarnya.
Tm-Ab