blank
Bripka Eko Purwanto SH (tengah) menerima Piagam Penghargaan. Foto : Her

SAMPANG (SUARABARU.ID) – Seorang polisi menjadi pendamping warga Syiah korban konflik sosial menerima penghargaan. Bripka Eko Purwanto SH merupakan salah satu anggota Polres Sampang, Madura, Jawa Timur mendapat piagam penghargaan dari Kapolres setempat.

Piagam Penghargaan yang diterima selasa 17/11 saat apel di Mapolres Sampang itu atas perannya selama bertugas menjadi liaison officer (LO) pengamanan konflik Sunni – Syiah, dalam tugasnya sebagai pendamping warga Syiah di Rumah Susun Puspa Agro Jemundo, Sidoarjo

Usai menerima penghargaan, polisi muda ini mengaku selama empat tahun bertugas mendampingi warga Syiah korban konflik sosial. Suami Dian Krissila SN asal Gresik ini masuk jajaran kepolisian dengan penempatan dinas di Sampang, 1 Januari 2008.

Pada tahun 2016 meminta izin kepada Kapolres saat itu di jabat oleh AKBP Tofik Sukendar dan Kasat Intelkam masih yang dijabat AKP Agus Sutanto untuk ditugaskan mendampingi warga Syiah
“Selain merasa tertantang, saya terdorong untuk mendampingi warga Syiah karena faktor kemanusiaan,” ujarnýa seperti dikutip RadarBangsa.co.id  grup siberindo.co.

Ia sadar dengan keterbatasan fasilitas yang dialaminya selama menjalankan tugas karena wilayah tugas di luar Sampang, sehingga biaya operasional pun harus dikeluarkan dari kocek sendiri

Tahun pertama bertugas mendapati sikap yang tak acuh dan antipati dari Ustaz Tajul Mul al Ali Murtadho bersama pèngikutnya, karena dianggap bagian dari pemerintah yang selama ini dinilai tidak berpihak

Lambat laun penilaian itu terkikis karena kesabaran, ketelatenan dan pendekatan yang komunikatif hingga akhirnya bisa diterima dan menjadi lebih àkrab

Pada tahun kedua selain intens berdiskusi dengan Ustaz Tajul Muluk dengan saling menghargai satu sama lainnya, juga ikut memikirkan nasib para warga Syiah yang bertahan di Rusun Puspa Agro Jemundo

Diungkapkan oleh warga di salah satu perumahan yang ada di Sampang ini, banyak hal yang sudah dilakukan terhadap nasib pengikut Ustaz Tajul Muluk

Seperti upaya mendapat fasilitas BPJS, PKH, menjembatanì dengan Kemenag Jatim serta Kemenag RI, melobi KSP melalui Siti Azisah putri dari Makruf Amin, menjembatani dengan Dispendukcapi untuk mendapat kemudahan akses memperoleh KTP hingga membantu program sertifikat massal (PTSL)

Atas perhatian dari berbagai pihak itulah menumbuhkan keparcayaan bagi Ustaz Tajul bersama pengikut serta menganggap negara telah hadir dan memikirkan hak dasar warganya

Makin Termotivasi

Menurutnya Ustadz Tajul dan pengikutnya semakin termotivasi setelah Bupati serta Kapolres Sampang memberikan atensi, demikian juga Kemenag Jatim maupun Sampang. Para ulama khususnya dari kalangan NU, Ansor Sampang, beseŕta Ormas lainnya

makin menguatkan tekat Ustaz Tajul bersama pengikutnya untuk menjauhi komunitas dari ajaran yang pernah diyakininya.

Hingga akhirnya pada bulan pebruari 2020 tercetus keinginan untuk kembali ke Aswaja.

Eko Benjeng nama lain Eko Purwanto di medsos, merasakan suka cita selama bertugas mendampingi warga Syiah. “Saya bisa menikmati pekerjaan yang sesungguhnya sebagai pelayan, pengayom dan pelindung bagi masyarakat,” katanya.

Sedangkan dukanya adalah selain penuh tantangan juga sering kali mendapat cibiran dari rekan kerja. “Pasalnya selama menjalani tugas dianggap jarang masuk kerja termasuk pemberian laporan kepada pimpinan, padahal tugas yang saya emban tidak harus diketahui banyak orang termasuk juga dalam pelaporan yang hanya menjadi konsumsi pimpinan,: kata Bripka Eko.

Sebelum mengakhiri kisahnya Ia mengambil sebuah kesimpulan bahwa untuk menangani penyelesaian konflik sosial diperlukan langkah kehadiran negara.

Seperti kasus di Sampang ini salah satu faktornya adalah karena hadirnya Pemerintah dari setiap jenjang yang selalu bersinergi dengan tujuan yang sama.

“Tidak ada luka yang tidak bisa disembuhkan, Tidak ada konflik yang tidak bisa diselesaikan,” kata Eko.

 Zainul/Her -trs