SEMARANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai, penganugrahan gelar akademisi tertinggi kepada Maulana Habib Luthfi bin Yahya, merupakan hal yang sangat tepat. Habib Luthfi, menurut Ganjar, konsisten dalam ceramah kebangsaan.
Hal itu disampaikan Ganjar, usai menghadiri penganugrahan Doktor Honoris Causa kepada Habib Luthfi bin Yahya, yang diberikan Universitas Negeri Semarang (Unnes), Senin (9/11/2020). Ganjar mengatakan, sikap Habib Luthfi lebih dari seorang doktor.
”Beliau mungkin bukan seperti doktor yang meneliti, seperti doktor yang menyiapkan. Tapi hampir seluruh perkataan perbuatan dan referensi-referensi yang diberikan kepada masyarakat, sudah melebihi doktor sebenarnya,” ujar Ganjar.
BACA JUGA : Imam Masjid di Bekasi Bisa Dapat Gaji Rp2,5 Juta Sebulan Mulai Tahun 2021
Sosok Habib Luthfi, lanjut Ganjar, telah sesuai dengan anugerah yang diberikan, yakni doktor kehormatan Ilmu Pendidikan Bahasa Bidang Komunikasi Dakwah dan Sejarah Kebangsaan.
Sebab, Habib Luthfi selalu konsisten dalam bersikap. Termasuk, ceramah-ceramahnya yang menyejukkan dan penuh semangat nasionalisme.
”Jarang sekali orang seperti beliau itu, dan konsisten. Maka tepatlah kalau beliau mendapatkan anugerah tertinggi akademisi itu,” tegasnya.
Lebih dari Layak
Sementara itu, Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman menyatakan, Habib Luthfi memiliki perhatian luar biasa dalam menjaga semangat kebangsaan, mengobarkan nasionalisme, memromosikan Islam moderat, serta persatuan dan kesatuan bangsa.
”Selama lebih dari satu semester kami melakukan kajian terhadap pemikiran, kiprah, karya, dan jasa-jasa beliau dalam bidang dakwah, kebangsaan, dan pemberdayaan umat. Berdasarkan kajian-kajian itu, Maulana Habib Luthfi bin Yahya adalah sosok yang lebih dari layak untuk menerima gelar ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, turut hadir Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki serta Menteri Desa PDTT Halim Iskandar. Selain itu, hadir juga Duta Besar dari Maroko dan Mesir.
Hadir pula Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Budayawan Sujiwo Tejo, serta sejumlah pemuka dari berbagai agama dan beberapa pejabat tinggi daerah.
Hery Priyono-Riyan