blank
Peserta pelatihan menjahit PC Fatayat NU Wonosobo sedang praktek mengukur baju. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Kecakapan dan ketrampilan hidup bisa memutus mata rantai kemiskinan dan kebodohan. Salah satu ketrampilan hidup yang bisa dikuasai kaum perempuan adalah tata busana atau menjahit.

“Meski kini telah memasuki era baru, ketrampilan menjahit tetap penting. Karena busana menjadi kebutuhan primer manusia,” ucap Ketua PC NU Wonosobo, Haryati, saat hadir dalam pelatihan life skill menjahit bagi kader Fatayat NU.

Pelatihan menjahit yang diikuti 20 peserta tersebut digelar PC Fatayat NU Wonosobo bekerjasama dengan Kemenaker RI di LPK Alvy Sijambu Kertek Wonosobo, Senin (26/10). Pelatihan digelar selama tiga hari hingga Rabu (28/10) mendatang.

Kegiatan tersebut dibuka Sekretaris Disnakerintrans Rahadi Giri Yuwono dan dihadiri Sekretaris PCNU Wonosobo Nur Cholis A IBR. Bertindak sebagai pemateri Reza Bagus Hermanto, Iman Andhi Prastya (BLK Disnakertrans), Nur Alvi Khabibah dan Istiqomah (LPK Alvy).

Selain teori, peserta pelatihan diminta praktek langsung membuat pola, memotong kain, mendesain model dan menjahit busana. Praktek menjahit dipandu penjahit profesional dari LPK Alvy Kertek.

Tenaga Terampil

blank
Sekretaris Disnakerintrans Wonosobo Rahadi Giri Yuwono menyerahkan bantua mesin jahit. Foto : SB/Muharno Zarka

Pemateri dari BLK Disnakerintrans Wonosobo lebih banyak memaparkan perihal kebijakan pemerintah daerah dalam pemberdayaan tenaga kerja mandiri dan terampil.

“Pemerintah daerah mendorong lahir banyak tenaga terampil guna mengurangi pengangguran. Banyak sekali keterampilan usaha yang bisa digeluti kaum perempuan,” kata Rahadi Giri Yuwono.

Sekretaris PCNU Wonosobo Nur Cholis A IBR mengatakan kader Fatayat NU yang berisi perempuan muda, harus terus belajar dan sebanyak mungkin menguasai ketrampilan wirausaha, termasuk tata busana.

“Jalan menuju sukses itu banyak. Salah satunya melalui penguasaan ilmu pengetahun dan ketrampilan menjahit. Produk busana dengan gaya milenial, dapat menjadi lahan baru, peningkatan ekonomi keluarga,” tuturnya.

Nur Cholis A IBR berharap ketrampilan tata busana bisa dikembangkan di masa mendatang. Ilmu dan praktek menjahit yang telah didapat juga harus ditularkan pada kader Fatayat NU di wilayah masing-masing.

Muharno Zarka-Wahyu