WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Jumat, 23 Oktober 2020, pukul 19.30 WIB malam ini diselenggarakan Bahtsul Masail Kiai Muda untuk menyikapi berbagai persoalan berkaitan dengan penyelenggaraan Pilkada serentak 2020 ini.
Sekitar 50 Kiai Muda akan berkumpul di Pondok Nurul Falah Kalisuren, Kertek, Wonosobo. Kegiatan ini diinisiasi oleh Jamaah Yasin Nusantara (JAYANUSA) Kabupaten Wonosobo.
Menurut Abdul Fatah, Sekretaris JAYANUSA Wonosobo yang juga Ketua Panitia Bahtsul Masail, bahwa penyelenggaraan Bahtsul Masail ini juga dimaksudkan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional.
“Ini penting sebagai bentuk pertanggungjawaban santri itu sendiri didalam merespons berbagai persoalan,” katanya.
Tentang Golput
Dijelaskan lebih lanjut bahwa yang seharusnya menjadi pembeda antara santri dengan masyarakat awam adalah dalam merespons persoalan, tanpa kecuali dalam proses Pilkada ini.
“Jika hanya dukung mendukung saja, lalu apa bedanya santri dengan politisi biasa? ” tegasnya dengan bertanya.
Abdul Fatah yang juga lama nyantri di Lirboyo itu menjelaskan bahwa santri mempunyai pertanggungjawaban keilmuan. Apapun harus didekati dan dikaji dengan ilmu.
Bahtsul Masail Kiai Muda Menyikapi Problematika Pilkada akan membahas berbagai hal baik tentang problem Pilkada di tengah situasi pandemi Covid-19, tentang urgensi memilih pemimpin yang amanah, juga membahas tentang fenomena kotak kosong dan golput.
Akan menjadi narasumber nanti dari Kapolres, Kajari, juga KPU dan Bawaslu. Sebagai mushohih juga akan menghadirkan Kiai sepuh, antara lain KH. Subromalisi, KH. Sonhaji, KH. Mahmud Ismail.
Muharno Zarka-Wahyu