BLORA (SUARABARU.ID) – Amel, panggilan familier Amelia Diaz Dwi Rahayu (19), mahasisiwi salah satu universitas di Semarang, Jawa Tengah, berkreasi mengolah pelepah (gedebog) pisang menjadi sebuah makan ringan gurih dan aman dikonsumsi.
Kreativitas di tengah kondisi pandemi covid-19 ini, membuat mahasiswi warga Desa Jepangrejo, Kecamatan Kota Blora ini, terbuka kreasinya dan berinovasi mengolah pelepah pisang yang banyak terbuang ini bernilai jual.
Inovasi yang dibuatnya saat dia libur dari program kuliah (studi) tatap muka, dimanfaatan Amel dengan membuat makanan ringan renyah jenis keripik berbahan pelepah pisang.
Karya Amel yang sudah ditekuninya sekitar empat bulanan lalu, yakni saat saat pandemi covid 19, dan banyak kegiatan perkuliahan tatap muka mandeg.
“Silahkan dicoba, renyah, gurih, dan berserat tinggi,” kata Amel.
Karya Amel, diawali dengan bimbingan petugas lapangan Dinas Pemuda Olahraga (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, melalui Program Pengembangan Kepedulian dan Kepeloporan Pemuda (PKKP) itu, berhasil dia kembangkan hingga tembus sampai Jepang.
“Bahan mudah didapat, dari gedebog (pelepah) pisang gablok yang saya ambil dalamnya,” beber Amel.
Menurut mahasiswi semester V ini, gedebog yang sudah diambil dalamnya itu, direndam dulu dengan garam dan gamping selama 24 jam, yakni cara untuk menghilangkan getahnya.
Setelah diremdam sehari semalam, baru dilapisi dengan tepung kripik, lalu digoreng dan dari gorengan itulah baru diberi rasa.
“Ada rasa balado ekstra pedas, barbeque, jagung bakar dan rasa original,” terang Amel.
Diuji Dinkes
Untuk pemasaranya juga dilakukan melalui online, bahkan ada orang Jepang, Padang, Jawa Barat, Semarang dan Blora yang cocok serta menyukainya.
Ditambahkan Amel, kripik Gedebog Pisang produksinya ini, sudah diuji laboratorium Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora, dan hasilnya aman untuk di konsumsi.
“Sudah uji di Dinkes, hasilnya aman dikonsunsi, kandunganya juga sudah saya bawa di laborat kampus,” katanya.
Ditambahkan alumni SMA Negeri 2 Blora ini, mengaku bangga dengan karyanya dan senang memiliki penghasilan sendiri.
Dalam keseharianya, dia dibantu adik dan rekannya, sehingga sekarang bisa menghasilkan uang sendiri tiap bulannya antara Rp 1,5 juta hingga Rp 2,2 juta.
Tekat Amel, setelah nanti ijin Produksi Pangan – Industri Rumah Tangga (P-IRT) keluar, dia akan mengembangkan usahanya untuk bisa masuk ke toko-toko dan Swalayan.
Sejumlah wartawan yang tergabung di Persatuan Wartawan Blora (PWI) Kabupaten Blora, mengapresiasi inovasi anak muda ini.
“Renyah dan gurih, saya dan kawan-kawan PWI sudah mencicipi keripik gedebog pisang buatan Amelia,” kata Sekretaris II PWI Kabupaten Blora yang juga wartawan MNC Media, Heri Purnomo.
Wahono-Wahyu