SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kalangan wakil rakyat Jawa Tengah sangat menyayangkan terjadinya kerusuhan hingga menimbulkan korban saat digelarnya aksi unjuk rasa demo menolak RUU Omnibus Law di depan Gedung DPRD Jateng, Rabu (7/10/2020).
Ketua Komisi A DPRD Jateng, Masruhan Samsurie, meminta agar siapa saja yang menggelar aksi unjuk rasa bisa melakukannya dengan aman damai dan menggunakan etika cara yang benar, tidak anarkis.
Hal tersebut diungkapkannya saat menemui ratusan pendemo yang diamankan oleh pihak berwajib, Rabu (7/10/2020) malam, di loby Gedung DPRD Jateng. Pendemo yang diamankan tersebut rata-rata masih berusia belasan dan anak sekolah.
Ratusan pendemo tersebut diamankan pihak berwajib lantaran diduga memicu kerusuhan saat gelaran aksi unjuk rasa menolak RUU Omnibus Law di depan gerbang Gedung DPRD Jateng yang diadakan sejak siang hari.
“Demo itu sesuatu yang benar dalam negara demokrasi, tapi kalau berperilaku yang tidak benar sampai melakukan perusakan dan mengganggu orang lain, itu salah. Melakukan kebenaran dengan cara yang salah itu adalah salah,” kata Masruhan.
Menurut politisi yang juga Ketua DPW PPP Jateng ini, apa yang dilakukan para pendemo tersebut sebenarnya hanya menunjukkan ekpresinya, namun sangat disayangkan cara yang digunakan merupakan cara yang salah.
“Demonstrasi itu baik bahkan kadang perlu, dalam rangka menyampaikan sikap politiknya menanggapi kebijakan pemerintah. Tapi demonstrasi yang benar sebagai bagian dari sistem demokrasi tidak boleh disampaikan dengan anarkis, melakukan perusakan fasum, apalagi sampai merugikan dan menyakiti orang lain,” katanya.
Masruhan sangat menyayangkan adanya kejadian tersebut, lantaran ratusan demonstran yang diamankan di loby DPRD Jateng karena berbuat anarkis tersebut sebagian besar terbilang masih usia pelajar sekolah.
“Maka ini menjadi kritik pendidikan formal kita yang gagal membangun karakter atau akhlak. Anak – anak didik kita harus diajari cara berdemonstrasi yang baik, kalau perlu etika cara berdemokrasi dan etika cara berdemonstrasi yang baik harus dimasukkan dalam sistem pendidikan kita,” katanya.
Dirinya mengusulkan agar pihak sekolah dan para guru mengajarkan bagaimana etika cara berdemokrasi dan etika cara berdemonstrasi yang baik dan benar kepada para murid sekolah, sehingga ketika melakukan demo maka menjadi demo yang beretika.
“Demo itu kan menunjukkan ekpresinya, namun harus dilakukan dengan cara yang benar, jadi kalau demo ya harus demo yang beretika jangan anarkis. Seperti demo di barat, ada aturannya. Yang demo berbaris sambil bawa spanduk slogan visi misinya apa, sehingga membuat orang sekitarnya senang dan simpatik,” katanya.
Tak hanya Masruhan saja yang menemui para pendemo, sebelumnya pada siang hari digelarnya aksi unjuk rasa, Anggota Komisi C DPRD Jateng, Bambang Eko Purnomo, juga sempat menemui para pendemo di depan gerbang Gedung DPRD Jateng.
Politisi dari Fraksi Demokrat tersebut menerima dan akan menyalurkan semua aspirasi yang telah disampaikan oleh massa pendemo. Terutama kaitannya dengan RUU Omnibus Law dan RUU Cipta Lapangan Kerja.