YOGYAKARTA (SUARABARU.ID) – Pagar besi Alun-alun Utara yang dibuat senada dengan pagar keraton Yogyakarta, kini memasuki pembangunan memasuki tahap akhir, dan ditarget rampung pada akhir Juli 2020.
Pembangunan pagar besi senilar Rp 2,3 miliar tersebut sudah terlihat hampir sempurna mengelilingi alun-alun dengan tiga pintu masuk, yakni dari sisi utara, selatan dan satu lagi dari sisi barat.
Warna pagar dibuat senada dengan pagar Keraton Yogyakarta yang berwarna hijau dan menggunakan motif pacak suci. Dijelaskan Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Aris Eko Nugroho, pembangunan berasal dari dana keistimewaan (danais) yang melibatkan Disbud DIY dan Keraton Yogyakarta. Namun dalam pelaksanaannya dipegang sendiri oleh Keraton.
“Sekarang sudah selesai 90 persen, nanti tanggal sekitar 23-24 Juli bisa selesai,” ungkap Aris, Kamis (16/7) di Kompleks Kepatihan seperti dikutip siberindo.co.
Aris mengatakan masyarakat tetap boleh berkegiatan di Alun-alun Utara namun harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari pihak Keraton Yogyakarta.
“Bisa asal atas izin Keraton. Kan halaman rumah. Ada halaman rumah kalau izin pasti boleh,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Aris menjelaskan pembangunan pagar besi Alun-alun Utara bertujuan mengembalikan autentisitas keasliam setelah melalui kajian dari sejumlah literatur dalam proyek tersebut.
Selain pagar besi, pemugaran pojok beteng dan Masjid Gede Kauman juga dilakukan untuk meloloskan DIY sebagai salah satu warisan budaya dunia UNESCO melalui sumbu filosofinya. Hal ini sesuai dengan SK Gubernur Nomor 75 tahun 2017 tentang warisan budaya, halaman Keraton, Keraton, Masjid Gedhe, Pasar Beringharjo.
“Halaman keraton, keraton, masjid gedhe dan pasar beringharjo jadi komponen yang sangat mendukung DIY sebagai salah satu warisan budaya dunia,” imbuhnya.
Ullin-trs