JEPARA (SUARABARU.ID)– Kepastian kapan dapat dilakukan kembali test swab dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) terhadap warga masyarakat Jepara yang berdasarkan pelacakan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi covid-19, belum dapat dipastikan.
Sebab laboratorioum PCR yang dimiliki RSUD RA Kartini Jepara yang dibeli dengan dana BTT dari Pemerintah Kabupaten Jepara sebesar Rp 3 miliar masih menunggu izin dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI.
Saat ini, lebih dari satu minggu, Satgas Penanganan Covid–19 Jepara belum dapat melakukan pemeriksaan PCR hasil kontak erat (tracing) dengan penderita covid-19 ke laboratorium rujukan di berbagai tempat karena overload.
Sementara pemeriksaan dengan peralatan Tes Cepat Molekuler yang dimiliki RSUD RA Kartini, terkendala cardridge yang didapatkan dari droping Kemenkes. Disamping itu, ada keterbatasan kepasitas pemeriksaan TCM yang hanya mampu melakukan pemeriksaan 30 sampel per hari.
“Pengajuan izin telah kami lakukan pada tanggal 19 Agustus 2020 ke Balitbangkes melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Sebelumnya telah dicek kelengkapan assesment oleh DKK Jepara,” ujar Ditrektur Utama RSUD RA Kartini, dr Dwi Susilowati, M.Kes saat dikonfirmasi kesiapan rumah sakit milik daerah ini dalam melakukan pemeriksaan laboratorium PCR.
Menurut Dwi Susilowati yang akrab dipanggil Bu Susi ini, kemampuan laboratorium yang izinnya tengah diproses itu, dapat melakukan pemeriksaan 282 sampel per hari. “Harapan kami dapat menangani pemeriksaan warga Jepara,” ujarnya.
Sementara Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 RSUD RA Kartini Jepara, dr Tri Adi Kurniawan Sp Paru MKes, FISR menjelaskan, terkait dengan operator laboratorium PCR telah dilakukan pelatihan.
“Tim inti terdiri dari tiga orang dan untuk teknis pelaksanaannya dibantu tenaga laboratorium lainnya. Sebab, pemeriksaan PCR ini masuk instalasi laboratorium,” ujar dokter spesialis paru yang akrab dipanggil Dokter Wawan ini.
Terkait dengan tidak adanya pemeriksaan PCR untuk orang-orang yang ditemukan memiliki kontak erat dengan pasien terkonfirmasi covid-19, dibenarkan Juru Bicara Satgas Covid-19 Muh Ali MM Kes.
“Tidak dilakukan karena laboratorium rujukan overload. Namun dipastikan bahwa hasil tracing atau kontak erat dengan pasien di pantau oleh Puskesmas,” ujarnya.
Hadepe-ua