SEMARANG – Bertepatan dengan Tasyakuran Milad ke-49 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, Universitas Islam Sultan Agung Unissula Semarang menyerahkan robot pembantu petugas medis karya mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Unissula kepada Rumah Sakit Islam Sultan Agung (29/8).
Penyerahan robot dilakukan oleh Rektor Unissula Drs Bedjo Santoso MT PhD didampingi Dekan Fakultas Teknologi Industri Dr Sri Arttini Dwi Prasetyowati MSi kepada Direktur RS Islam Sultan Agung dr H Masyhudi AM MKes sebagai bentuk kepedulian Unissula pada kondisi pandemi Covid-19.
Kepedulian diwujudkan dengan membuat robot yang dapat membantu tenaga medis dalam memberikan pelayanan kepada pasien khususnya pasien Covid-19 dan pasien penyakit menular pada umumnya dengan mengurangi interaksi petugas medis dengan pasien sehingga potensi penularan penyakit tersebut dapat ditekan.
Robot pembantu tanaga medis yang diberi nama Qurrata 4in1 (dibaca Qurrata Aini) ini merupakan karya mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Unissula yang terdiri dari Noor Hajir, Rikfan Latifurrohman, Wahyu Jati Suseno, M Hany Rasyid M Singgih Raharjo, Vicky Adi Putra, dan Efa Yumna Purwono. Tim ini didampingi oleh dosen pembimbing robot Fakultas Teknologi Industri Unissula, Bustanul Arifin ST MT Eka Nuryanto Budisusila ST MT Muhammad Khosyi’in ST MT dan Andi Riansyah ST MKom.
Robot pembantu tenaga medis ini memiliki 4 fungsi, antara lain, helping, communicating, serving dan rescuing yang selaras dengan tagline Rumah Sakit Islam Sultan Agung “Mencintai Allah, menyayangi sesama, berkhidmat menyelamatkan ummat”.
Robot Qurrata 4in1 ini mampu berjalan dengan dikendalikan dari jarak jauh oleh operator dengan jangkauan mencapai 300 meter. Robot dapat digunakan untuk membawa kebutuhan pasien yang berupa makanan, minuman, obat obatan dan peralatan medis serta kebutuhan pasien lainnya. Pasien juga dapat dibantu berkomunikasi dengan tenaga medis atau dengan keluarga di rumah dengan memanfaatkan monitor dan kamera yang terpasang pada robot. Untuk menjalankan robot, operator cukup mengoperasikan dengan remote yang dilengkapi dengan gawai atau perangkat komputer yang terhubung dengan robot.
Sri Arttini menambahkan bahwa robot ini masih berpotensi untuk dikembangkan sebagai pendeteksi suhu jarak jauh dan juga untuk kebutuhan sterilisasi ruangan rumah sakit. Proses pembuatan robot ini sempat terkendala dengan keterbatasan sumber daya yang ada, akibat adanya status zona merah di kota semarang yang mengharuskan mahasiswa untuk menjalani karantina dan harus memiliki ijin dari orang tua untuk mengikuti kegiatan pembuatan robot tersebut.
“Kami menyampaikan ucapan terimakasih atas pemberian hibah robot pembantu tenaga medis ini dan akan memanfaatkannya secara optimal untuk pelayanan pasien khususnya pasien covid-19”, pungkas Masyhudi selaku direktur Rumah Sakit yang juga menyempatkan diri mencoba mengoperasikan robot Qurrata 4in1 tersebut.