GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Rumah milik Wahid (65) di Dusun Permas, Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Grobogan terbakar, Sabtu (28/8). Peristiwa ini diketahui kali pertama oleh Suparmin, warga setempat.
Saat itu, ia melihat ada kobaran api di sisi belakang rumah milik Wachid, sesaat kemudian, ia mendengar dari dalam rumah tersebut teriakan minta tolong. “Saya lagi di depan rumah. Kemudian, lihat ada kepulan asap, saya cek ada kobaran api dan langsung anaknya berteriak kebakaran-kebakaran,” ujar Suparmin.
Warga yang mendengar teriakan tersebut langsung menuju ke lokasi kejadian. Dengan peralatan seadanya, mereka langsung memadamkan api. Peristiwa ini langsung dilaporkan ke perangkat desa setempat dan diteruskan ke Mapolsek Brati dan pemadam kebakaran Kabupaten Grobogan. Mendapat laporan warga, dua unit armada damkar dikerahkan untuk pemadaman api.
Bersama warga, petugas langsung memadamkan dan mendinginkan kondisi rumah yang terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian yang dialami korban mencapai Rp 95 juta.
“Sumber listrik saya lihat dari kabel. Baunya gosong dan api-api tiba langsung membakar bagian dapur. Saya dan keluarga langsung menyelamatkan diri. Semua barang-barang tidak bisa diselamatkan, ada bangku, meja, lemari, pakaian, semua habis terbakar,” ujar Wahid kepada wartawan.
Kejadian ini juga dibenarkan Camat Brati, Joko Supriyanto. Menurut Joko, api yang membakar rumah milik Wachid ini diduga adanya konsleting listrik. “Dari insiden ini, saya mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati, apalagi saat ini musim kemarau. Kalau meninggalkan rumah pastikan kompor sudah mati. Kalau membuat bediang agar ditunggui sampai apinya padam.”
“Jaringan kabel listrik di dalam rumah agar dirapikan dan menggunakan kabel dan material SNI. Anak-anak agar hati-hati. Tidak main korek api/kembang api sembarangan. Jangan menaruh obat nyamuk bakar atau lilin menyala di tempat yang mudah terbakar,” imbau Joko.
Hana eswe-trs