blank
Pasukan anti huru hara dan kendaraan taktis water canon, diterjunkan untuk menghalau masa yang anarkis. Namun adegan kejadian itu merupakan simulasi Sispamkota, dalam mengantisipasi kontinjensi saat Pilkada nanti. Foto: rudy

DEMAK (SUARABARU.ID)– Kawasan Alun-alun Simpang Enam khususnya area di sekitar KPU Demak, ditutup untuk umum. Warga dilarang melintas, apalagi mendekati lokasi sekitar KPU Demak. Hal ini dilakukan petugas polri, agar tidak ada korban amuk masa dan kerusuhan.

Dan pada Kamis (27/8/2020) pagi, terlihat ribuan massa menggelar aksi unjuk rasa. Mereka berjalan kaki sambil berorasi dan berteriak mencaci maki dengan menggunakan pengeras suara. Kumpulan besar massa ini memrotes kinerja KPU dalam penyelenggaraan Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Demak, yang disebutkan terindikasi penuh kecurangan.

Meskipun aksi demo dikawal petugas kepolisian secara ketat, namun massa yang berjumlah lebih besar berubah anarkis, saat keinginan mereka untuk bertemu Ketua KPU Demak tidak terealisasi.

BACA JUGA : Menuju Pengadaan Barang dan Jasa yang Bebas KKN di Lingkungan TNI AD

Massa mulai membakar ban, dan berteriak memprovokasi peserta unjuk rasa lain, sehingga sebagian pengunjuk rasa tersulut dan berubah beringas, menyerang regu pasukan Dalmas yang disiagakan Kapolres Demak AKBP Andhika Bayu Adittama, untuk mengamankan Gedung KPU.

Kekacauan semakin tidak terkendali, batu, kayu dan benda keras lainnya beterbangan tanpa arah, sehingga Kapolres akhirnya menerjunkan pasukan anti huru-hara, untuk membubarkan massa.

Selain itu, kendaraan taktis (rantis) water cannon dukungan dari Polres Kudus, juga diturunkan untuk menghalau massa yang semakin tak terkendali.

Namun adegan kerusuhan ini merupakan skenario Simulasi Sispamkota Polres Demak, dalam rangka menghadapi situasi yang tak pasti (kontinjensi), di masa Pilkada yang akan digelar Desember mendatang.

Terus Berlatih
Turut serta dalam mendukung latihan ini, sejumlah aparat TNI Kodim 0716 dan Satpol PP. Tim gabungan ini dilatih dari awal pecah demontrasi untuk mengendalikan amuk massa, hingga terciptanya situasi aman dan kondusif di Kota Wali, usai penyelenggaraan Pilkada.

Dalam kesempatan itu, Kapolres menjelaskan, meski tidak ingin adanya kontinjensi, namun personel Polri, khususnya dalam pengamanan Pemilu harus dilatih kesiapannya.

”Bila masih ada kekurangan, itu hal biasa. Maka dari itu, terus berlatih menjadi bentuk antisipasi kejadian yang sebenarnya,” kata Kapolres.

Menurut dia, simulasi Sispamkota seperti ini, wajib dilakukan sebagai latihan untuk me-refresh, sekaligus menguji kemampuan dan kesiapan personel pengamanan gabungan, seperti Polri, TNI, Satpol PP serta linmas, sehingga tercipta sinergitas.

”Kami harapkan masing-masing personel menguasai dan bertindak sesuai SOP yang sudah dilaksanakan dalam Sispamkota ini. Yang paling penting adalah, kesiapsiagaan kita dalam rangka menghadapi Pilkada di Kabupaten Demak yang akan datang,” pungkas dia.

Rudy-Riyan