KUDUS (SUARABARU.ID) – SMK di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diminta mulai melakukan penyederhanaan kurikulum yang sifatnya darurat dalam rangka pembelajaran di masa pandemi penyakit virus corona jenis baru (Covid-19) sehingga siswa tetap bisa mengikuti praktikum.
“Dengan menyiapkan kurikulum esensial, harapannya sisa waktu tiga bulan pada tahun ajaran sekolah sekarang ini bisa dimaksimalkan,” kata Yuli Rifiani, pengawas SMK pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Ia mengungkapkan kurikulum yang dipadatkan tersebut, nantinya ada skala prioritas dalam penyampaian materi pelajarannya karena kesempatan belajar pada masa pandemi dipastikan sangat terbatas.
Apalagi, lanjut dia, siswa SMK dituntut lebih banyak praktiknya ketimbang teori dengan persentase praktik mencapai 70 persen.
“Tentunya, praktikum yang diikuti siswa nantinya memang benar-benar sangat prioritas dan tidak bisa ditinggalkan,” ujarnya.
Ia berharap kurikulum dibuat untuk semua mata pelajaran dan kelas, sehingga menjadi satu dokumen sebagai jadwal perencanaan skenario praktik sekolah, termasuk jadwal setiap hari ada berapa siswa yang masuk.
Bagi sekolah dengan jumlah murid banyak, dipastikan setiap siswa hanya mendapatkan kesempatan setiap dua pekan sekali mengikuti praktikum.
“Pembelajarannya tematik pada materi praktik, sehingga dalam satu materi bisa memuat materi dari mata pelajaran lain sehingga bisa dinilai untuk beberapa mata pelajaran,” ujarnya.
Sekolah yang sudah siap menggelar pembelajaran tatap muka, harus minta persetujuan komite sekolah, serta persetujuan orang tua terkait anaknya mengikuti praktikum di sekolah.
Orang tua, kata dia, juga diminta ikut mengawasi maupun mengontrol anaknya ketika berangkat dan pulang dari sekolah benar-benar mematuhi protokol kesehatan serta tidak bermain ke temannya atau tempat lain yang berpotensi terjadi penularan virus corona.
Dalam rangka melakukan penyesuaian atau adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi, beberapa SMK di Kudus sudah menggelar simulasi praktikum di sekolah.
Salah satunya, yakni SMK Wisuda Karya Kudus, yang sudah menggelar simulasi praktikum di sekolah dengan jumlah siswa terbatas.
Kepala SMK Wisuda Karya Kudus Fakhrudin membenarkan bahwa sekolahnya sudah melakukan simulasi praktikum di sekolah dengan jumlah siswa terbatas.
Tujuannya, lanjut dia, untuk mengenalkan siswa dalam mengikuti praktikum di masa pandemi karena harus memakai masker dan penutup muka serta menjaga jarak dengan siswa lain.
“Setiap guru hanya mendampingi antara empat hingga enam anak. Siswa yang mengikuti praktikum juga harus mendapatkan persetujuan orang tuanya,” ujarnya.
SMK Wisuda Karya juga sudah menyaipkan kurikulum sederhana dengan menyesuaikan siswa waktu yang tersedia, sehingga mata pelajaran yang disampaikan hasilnya lebih maksimal.
Ant-Tm