SALATIGA (SUARABARU.ID)– Wajah Brigitta Kayla Clarissa Alethea (7), salah satu siswa SD Marsudirini 77 Salatiga langsung berbinar ceria, ketika di hadapannya berdiri sosok yang diidolakannya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Kayla merupakan alasan Ganjar datang berkunjung ke sekolah itu pada Kamis (6/8/2020). Sebab sebelumnya, Kayla telah menuliskan surat kepada Ganjar, dan berharap bisa datang ke sekolahnya, untuk meluncurkan buku cerpen karyanya dan teman-teman lain, berjudul Kumpulan Cerita Anak, Kisah Perjalananku.
”Sebelumnya aku memang kirim surat ke Pak Gubernur supaya datang ke sini, buat launching buku karyaku dan teman-teman. Ini buku tentang cerita-cerita kami,” kata Kayla antusias.
BACA JUGA : Gubernur Dukung Ide Wali Kota Salatiga, Sehari tanpa Nasi
Bocah cantik yang bercita-cita jadi YouTuber itu tak menyangka, suratnya dibalas dengan kedatangan Ganjar secara langsung. Sebelumnya dia tidak dikabari, kalau Ganjar benar-benar akan datang.
”Seneng sekali, karena bisa lihat langsung Pak Ganjar. Terus nanti mau minta foto bersama. Semoga Pak Ganjar bisa datang lagi ke sini, dan semoga Pak Ganjar sehat selalu,” imbuhnya.
Proses peluncuran buku cerpen karya anak-anak SD Marsudirini 77 Salatiga itu berlangsung meriah. Dengan protokol kesehatan ketat, acara itu hanya dihadiri enam dari 72 penulis buku, sedangkan penulis lainnya berada di rumah. Sejumlah guru dan Wali Kota Salatiga juga hadir dalam prosesi itu.
Ini Keren
Buku setebal 72 halaman itu berisi cerita-cerita pengalaman dari anak-anak kelas 2 SD Marsudirini 77 Salatiga. Cerita tentang kisah perjalanan saat liburan, kisah saat ulang tahun atau kisah menyenangkan selama sekolah dan bermain di rumah.
”Saya datang karena dapat surat dari Kayla. Saat saya baca suratnya, saya senyum-senyum sendiri, dan memastikan bahwa ini unik. Kalau yang ngundang mahasiswa atau penulis buku terkenal kan sudah biasa, tapi ini anak-anak yang baru menulis sekali dua kali buku. Ini keren,” puji Ganjar.
Dia mengaku bangga, karena tradisi menulis di SD Marsudirini 77 Salatiga sudah menjadi kebiasaan. Guru-gurunya dengan telaten membimbing mereka menulis, dan menjadi karya buku itu.
Tambah Literasi
”Tulisannya enteng-enteng saja, tentang pengalaman berlibur, perjalanan mereka dan bagaimana kisah di rumah. Ini bagus karena bisa mengajarkan tradisi menulis dan akhirnya meningkat menjadi tradisi membaca dan mengarang di kalangan siswa,” imbuhnya.
Tradisi itu lanjut Ganjar, bisa mengeluarkan imajinasi sang anak dan menambah literasinya. Mereka akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan berprestasi untuk masa depan.
”Cara belajar seperti ini cocok diterapkan saat proses belajar jarak jauh. Daripada guru ngasih tugas yang sulit-sulit, anak-anak suruh cerita saja, disuruh dongeng tentang matematika, bahasa, kesenian dan lainnya. Bisa juga mereka diminta mengarang soal covid-19, tentu akan menjadi pembelajaran yang menyenangkan,” pungkasnya.
Heri Priyono-Riyan