blank
Ganjar saat melakukan sidak di peternakan babi yang ada di sekitar bantaran Sungai Bengawan Solo. Foto: Heri Priyono

KARANGANYAR (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, melakukan sidak ke Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Karanganyar, Kamis (6/8/2020). Sidak ini untuk memastikan tidak ada pencemaran yang dilakukan perusahaan-perusahaan di bantaran sungai, dengan cara membuang limbah ke sungai.

Dalam sidak itu, Ganjar harus berjalan kaki menyusuri sawah-sawah dan kebun petani, untuk melihat secara langsung kondisi Bengawan Solo dan sungai Sroyo, yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Meski menggunakan pakaian adat beskap dan memakai sarung batik, namun tak menghalangi langkah Ganjar blusukan sampai ke tepian sungai.

Dari pantauannya di Sungai Sroyo, Ganjar menemukan adanya pipa siluman dari perusahaan yang langsung membuang limbah ke sungai. Bau yang ditimbulkan di sungai itu tercium cukup pekat dan busuk. Sedangkan di Bengawan Solo, Ganjar menemukan adanya bangkai babi yang mengambang di sungai.

BACA JUGA : Omzet Sri Ambarwati Naik 350 Persen, Usai Ikuti Lapak Ganjar

Beberapa perusahaan besar maupun ternak babi yang ada di bantaran sungai langsung didatangi Ganjar. Kepada manajemen perusahaan maupun peternak babi, Ganjar meminta mereka menghentikan pembuangan limbah secara langsung ke sungai, dan segera memperbaiki pengelolaan limbahnya.

”Tadi ada satu yang belum memperbaiki, terus saya minta ke perusahaan, ya jangan pakai pipa siluman. Dia mengelak, tapi saya sudah melihat secara langsung di lapangan. Mereka berjanji akan memperbaikinya besok, dan saya minta laporannya setiap hari,” kata Ganjar.

Sidak itu dilakukan, untuk menagih komitmen para perusahaan besar maupun peternak babi yang ada di bantaran Bengawan Solo, untuk tidak membuang limbah ke sungai. Komitmen itu ditandatangani secara bersama pada Desember 2019 lalu, dan batas waktunya sampai Desember akhir tahun ini.

”Sebelum sampai Desember ini, sudah saya tagih dan lihat progres-nya. Tadi ketemu sama perusahaan alkohol, dia berjanji akan menghentikan produksinya, untuk perbaikan pengelolaan IPAL dan kita hormati,” terangnya.

blank
Ganjar juga mendapat penjelasan soal IPAL di sebuah perusahaan tekstil. Foto: heri priyono

Tindakan Hukum
Memang permasalahan terjadi pada peternak babi. Menurut Ganjar, banyak peternak yang tidak memiliki IPAL, sehingga membuang kotoran hingga bangkai babi ke sungai.

”Tadi saya lihat genjik-nya (bangkai anak babi-red) mengambang di sungai. Itu jangan sampai terjadi lagi. Maka peternak perlu pembinaan agar bisnisnya tetap jalan,” ucapnya.

Ganjar menegaskan, pihaknya belum akan melakukan penegakan hukum pada perusahaan-perusahaan yang melakukan pelanggaran itu. Namun dia mengingatkan, agar segera memperbaiki dan mematuhi komitmen untuk perbaikan IPAL yang sudah ditandatangani bersama.

”Tapi kalau seandainya tidak memperbaiki, ya mohon maaf, terpaksa nanti kita ambil tindakan hukum pada mereka,” tegasnya.

Penuhi Komitmen
Sementara itu, salah satu petinggi perusahaan yang masih membuang limbah ke sungai, Edy menyatakan, pihaknya akan segera memperbaiki proses pembuangan limbah di perusahannya.

”Besok akan langsung kami perbaiki pak, laporannya nanti akan kami serahkan,” katanya kepada Ganjar.

Di bagian lain, salah satu peternak babi, Haryanto mengakui kesalahannya kepada Ganjar. Dia mengatakan masih membuang limbah ternaknya langsung ke sungai.
”Mohon maaf pak, saya mengaku salah. Soalnya saya belum punya IPAL,” terangnya.

Tak hanya pelanggaran, dalam sidak itu Ganjar juga menemukan ada satu perusahaan tekstil besar, yang sudah memenuhi komitmen untuk pengelolaan IPAL. Perusahaan tekstil itu sudah membeli alat dan memasangnya, sehingga limbah yang dibuang sudah memenuhi standar batas baku mutu air.

”Yang komitmen-komitmen ini kami acungi jempol, dan akan kami jadikan contoh. Ini lho ada perusahaan yang komitmen soal limbah dan bisa berhasil. Maka semoga yang lain terinspirasi,” pungkas Ganjar.

Heri Priyono-Riyan