blank
Peserta pelatihan Penyusunan Direktori Data Desa (PDDD) di Lipursari Leksono Wonosobo tampak antusias menyimak paparan dari pemateri. (Foto : SB/Muharno Zarka)

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Desa Lipursari, Kecamatan Leksono Wonosobo tengah serius mempersiapkan diri untuk mewujudkan program Desa Cinta Statistik (Cantik) demi meningkatkan kualitas dan akurasi data kependudukan dan potensi kewilayahan mereka.

Setelah menyelesaikan tahap pertama berupa bimbingan teknis penyusunan tabel dasar direktori statistik pada medio bulan Juli 2020 lalu, pihak desa langsung bergerak menyiapkan 10 petugas pendataan. Mereka terdiri unsur TP PKK, Kader Kesehatan hingga unsur perangkat desa setempat.

Hal tersebut terlihat ketika pada Kamis (6/8) 10 petugas tersebut menjalani tahap kedua, yaitu menerima materi pelatihan dari BPS Wonosobo untuk Penyusunan Direktori ata Desa (PDDD) di aula Balai Desa Lipursari.

Kades Lipursari, Wagiman ketika ditemui di sela pelatihan menjelaskan perihal keseriusan pihaknya dalam PDDD tak lepas dari keinginan untuk memajukan desa dengan mengandalkan data-data akurat.

“Awalnya karena kami ingin agar data warga, keluarga dan potensi Desa Lipursari ini dapat diakses dengan mudah. Data tersebut dapat digunakan sebagai dasar perencanaan program pembangunan melalui Musyawarah Desa (Musdes),” jelasnya.

blank
Pelatihan PDDD bisa dijadikan modal penyusunan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes). (Foto : SB/Muharno Zarka)

Data Akurat

Sulitnya mendapatkan data-data akurat dan aktual itulah yang kemudian mendorongnya untuk berkoordinasi dengan BPS Kabupaten Wonosobo. Koordinasi tersebut mendapatkan respon sangat positif, yaitu adanya program Desa Cantik.

Bak gayung bersambut, pihak Desa Lipursari, disebut Wagiman, lantas menggandeng BPS Wonosobo dan menjalani tahapan yang ditentukan demi suksesnya program Desa Cinta Statistik tersebut.

Seluruh elemen desa, sambungnta, antusias dalam menerima bimbingan teknis dari BPS dan sampai berlanjut pada tahap kedua yaitu pelatihan PDDD.

Pihaknya berharap, setelah menerima materi-materi dalam pelatihan selama sehari itu, para petugas benar-benar siap terjun di lapangan untuk pendataan secara maraton di wilayah tugasnya.

“Kami membagi petugas per RW 2 orang, sehingga dengan 5 RW dibutuhkan 10 personel yang dipilih dengan dasar penguasaan wilayah kerja masing-masing,” tandasnya.

blank
Petugas dari Badan Pusat Statistik (BPS) Wonosobo tengah menyampaikan materi pelatihan PDDD. (Foto : SB/Muharno Zarka)

Desa Pertama

Targetnya, selama sebulan ke depan tugas pendataan seperti yang ada di dalam tabel formulir direktori data desa dapat diselesaikan.

Keseriusan dan antusiasme Pemdes Lipursari untuk mewujudkan Desa Cantik mendapat apresiasi dari Kepala Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Wonosobo, Widhi Pranowo.

Di sela menyampaikan materi pelatihan, Widhi menyebut, ada setidaknya 15 desa di Wonosobo yang telah menerima bimbingan teknis tahap pertama Desa Cantik.

“Desa Lipursari ini karena semangat dan antusiasmenya justru menjadi yang pertama di Wonosobo, mendapatkan pelatihan PDDD meski Tahap pertama Bimtek kemarin merupakan yang paling akhir,” ungkapnya.

Dengan adanya keseriusan dan antusiasme itu, Widhi mengaku optimis Desa Cantik Lipursari bakal mampu menjadi percontohan bagi desa-desa lain di Wonosobo.

“Imbas positif dari akurasi dan pemutakhiran data-data pokok desa, adalah setiap perencanaan pembangunan desa ke depan akan menjadi lebih tepat sasaran,” ujarnya.

Muharno Zarka/mm