BLOK CEPU – ExxonMobil mengumumkan Melanie Cook, ditunjuk sebagai Presiden ExxonMobil Indonesia, menggantikan pejabat lama Louise McKenzie. Pergantian bos perusahaan minyak dan gas bumi (migas) global di Indonesia mulai efektik awal Agustus 2020.
“Iya benar, Presiden ExxonMobil resmi dijabat Melanie Cook, mengantikan pejabat lama Louise McKenzie,” jelas juru bicara (Jubir) ExxonMonil Cepu Limited (EMCL), Rexy Mawardijaya, Senin (3/8/2019).
Menurut Rexy, sebelum memegang jabatan Presiden ExxonMobil Indonesia, Melanie adalah pejabat Senior General Manager Production untuk ExxonMobil Exploration and Production, Malaysia.
Sedangkan pejabat lama, Louise McKenzie, menjabat posisi Global Reservoir Engineering di Houston. Pergantian pucuk pimpinan ExxonMobil Indonesia, efektif 1 Augustus 2020, selanjutnya Melanie akan bertempat di Jakarta, tambah Jubir EMCL.
Sebelum ditunjuk sebagai Global Reservoir Engineering Manager, ExxonMobil Upstream Integrated Services Company di Houston, Louise McKenzie menjadi Presiden ExxonMobil Indonesia selama dua tahun.
Istimewa
Melanie sendiri, mengaku bangga bisa berada di Indonesia, karena menurutnya suatu keistimewaan bisa memimpin ExxonMobil di Indonesia dan membangun dari capaian yang telah diraih Louise McKenzie.
“Merupakan suatu keistimewaan untuk memimpin tim ExxonMobil di Indonesia, dan membangun dari capaian yang diraih Louise selama dua tahun terakhir,” kata Melanie melalui Jubir EMCL, Rexy Mawardijaya.
Melanie, lanjut Rexy, akan melanjutkan kemitraan strategis ExxonMobil dengan pemerintah Indonesia, para mitra bisnis, pelanggan, dan masyarakat dalam menghasilkan energi guna membantu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Melanie Cook bergabung dengan ExxonMobil Australia pada 1995 dan sepanjang 25 tahun karirnya bersama ExxonMobil, dipercaya memegang posisi teknik dan manajerial di sektor hulu migas, dengan portofolio mencakup Australia, Eropa, Rusia, Kaspia, Amerika dan Malaysia.
Adapun ExxonMobil, adalah salah satu perusahaan energi terbesar global yang diperdagangkan di bursa, mendayagunakan teknologi dan inovasi guna membantu memenuhi pertumbuhan kebutuhan energi dunia.
ExxonMobil terdepan dalam inventaris sumber daya, salah satu pemasar dan pengilang terbesar produk minyak, dan perusahaan petrokimianya adalah salah satu yang terbesar
Sementara dalam catatan Suarabaru.id, Louise McKenzie berhasil mendongkrak produksi Blok Cepu 220.000 barel perhari atau barrel oil per day (BOPD), dan bersiap merealiasi permintaan pemerintah dengan peningkatan produksi 235.000 BOPD.
Demi merealisasi produksi minyak bumi satu juta barel perhari pada 2030, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), berusaha mempercepat peningkatan produksi di Blok Cepu.
Menuju 235.000 BOPD
Salah satu upaya itu, diterapkan di Blok Cepu pada Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
Disamping itu memastikan besaran cadangan Lapangan Banyu Urip meningkat dua kali lipat lebih besar, dibandingkan dengan rencana pengembangan plan of development (POD) pertama, dari 375 juta barel menjadi 940 juta barel lebih.
Bahkan produksi minyak juga berhasil ditingkatkan 33 persen dari sebelumnya 165.000 barel perhari atau barrel oil per day (BOPD) menjadi sebesar 220.000 menuju 235.000 BOPD.
Sementara itu saat bertemu Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, Rabu (11/3/2020) lalu, Presiden EMCL Louise McKenzie mengatakan potensi Banyu Urip masih bisa ditingkatkan melalui tiga strategi untuk mengurangi laju penurunan produksi alami.
Dalam pertemuan bersama Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, Maret (11/3/2020), Louise McKenze, menerapkan setrategi pertama adalah memonetisasi gas ikutan untuk menghilangkan bottleneck produksi minyak di Lapangan Banyu Urip.
Upaya kedua, lanjutnya, adalah menambah sumur sisipan untuk memproduksi minyak dari daerah reservoir karbonat yang belum terproduksikan.
Strategi ketiga sejalan dengan transformasi SKK Migas dalam strategi percepatan resource to production (R to P), yaitu pembuktian upside potential di Lapangan Banyu Urip, kata Louise McKenze.
Dijelaskan juga oleh Louise, terdapat potensi cadangan tambahan yang berada lebih dangkal dari reservoir yang diproduksikan saat ini.
Selanjutnya perlunya KKKS-EMCL akan melakukan evaluasi pengeboran sumur kajian (appraisal wells), yakni dengan menambah data karakteristik batuan, dan produktivitas reservoir.
Ketiga strategi ini, diharapkan dapat memberikan tambahan produksi puncak di tahun 2024 sekitar lebih dari 30.000 BPOD, dan tambahan produksi dari lapangan Banyu Urip bisa terwujud 2022 depan.
Wahono