blank
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bersama Taj Yasin (Wagub Jateng), saat menyampaikan imbuan terkait dengan antisipasi adanya pemudik jelang libur Idul Adha. Foto: heri priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Untuk mengantisipasi adanya pemudik jelang libur Idul Adha, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, memerintahkan seluruh Kepala Desa mencatat setiap pendatang yang masuk, dan memastikan mereka menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Hal itu disampaikan Ganjar, usai memimpin rapat percepatan penanganan covid-19 di Gedung A Lantai 2 Kantor Pemprov Jateng, Senin (27/7/2020). Menurutnya, tidak menutup kemungkinan ada pemudik yang pulang kampung saat perayaan hari besar agama Islam itu.

”Tadi sudah diingatkan soal antisipasi pemudik pada long weekend besok. Karena juga bertepatan dengan Idul Adha. Maka saya minta seluruh Kades mengoptimalkan fungsi Jogo Tonggonya, dengan mencatat semua yang datang, agar mereka menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Kalau tidak, bisa bahaya,” kata Ganjar.

BACA JUGA : Berkat #LapakGanjar, Produk UMKM Jateng Dibeli Ari Lasso

Dia menambahkan, akan menggelar rapat khusus terkait hal ini pada Selasa (28/7/2020). Rapat akan khusus membahas hal itu, dan langkah apa yang akan dilakukan untuk mengontrolnya.

”Kalau karantina kayaknya nggak mungkin, karena itu 14 hari. Saya meminta semua menjaga diri saja dengan protokol kesehatan yang ketat. Dan sebaiknya, kalau tidak penting tidak usah mudik,” imbaunya.

Ganjar juga menghimbau kepada masyarakat yang akan melaksanakan Shalat Idul Adha serta penyembelihan hewan kurban. Semua daerah harus menaati protokol kesehatan apabila hendak melaksanakan ibadah itu.

Ke RPH
”Termasuk nanti bagaimana cara Shalat Idul Adha, pemotongan hewan kurban untuk menghindari kerumunan-kerumunan. Harapan saya, tolong semua dikelola dengan baik, dibatasi jumlahnya, jaraknya dijaga dan disiapkan tempat cuci tangan. Semua wajib pakai masker,” tegasnya.

Ganjar juga mengusulkan, agar pemotongan hewan kurban dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Hal itu penting untuk menghindari kerumunan di masjid-masjid atau tempat pemotongan lainnya.

”Kalau dari RPH kan lebih baik, keluar sudah dibeseki begitu, dan bisa langsung didistribusikan. Itu jauh lebih baik, mengurangi terjadinya kerumunan,” pungkasnya.

Heri Priyono-Riyan