blank
KKN pulang kampung salah satu kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi mengenai virus corona, dengan membagkan masker. Foto: ega

SEMARANG (SUARABARU.ID) – KKN atau Kuliah Kerja Nyata, sudah tidak asing lagi didengar oleh masyarakat. KKN biasanya dilakukan secara berkelompok dan diterjunkan langsung ke masyarakat-masyarakat di daerah-daerah untuk memantik potensi yang ada di daerah penerjunan tersebut.

Di tengah pandemi seperti sekarang, Universitas Diponegoro tetap menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang disatupadankan dengan sebutan KKN.

Namun berbeda dengan KKN yang biasa dilakukan di daerah-daerah. Universitas Diponegoro mengatasi KKN tersebut dengan mengadakannya di kampung masing-masing mahasiswa

“Menurut saya pribadi, KKN dikampung sendiri kurang efektif karena keterbatasan ruang gerak untuk melakukan sesuatu. Belum lagi program kerja yang harus dikerjakan secara individu dan hanya sesekali berkomunikasi atau mengerjakan proker dengan teman yang satu kelurahan saja,” kata salah satu peserta KKN tim II Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Risdeninta Alisya P, Sabtu 25 Juli 2020.

Meski menurutnya pelaksanaan KKN di kampung sendiri kurang efektif tetapi ternyata juga memperlihatkan sisi baik dan buruknya Dampak positif yang dapat dirasakan dari KKN di kampung sendiri tidak keluar terlalu banyak biaya seperti cerita-cerita KKN kebanyakan, dan dapat mengedukasi orang-orang terdekat.

“Seperti beberapa proker yang saya usung antara lain sosialisasi cuci tangan 6 langkah, pembuatan masker kain secara door to door, dan kegiatan posyandu. Ada beberapa proker bersama teman satu kelurahan juga dengan membagikan hand sanitizer di pasar Arya Mukti dan mejadi petugas piket secara bergiliran di Kelurahan Pedurungan Lor, Kota Semarang,” katanya.

Sedangkan untuk dampak negatifnya, harus memikirkan program kerja secara individu dengan keterbatasan ini dan ketika mengambil program yang cukup serius terkadang kendala biaya menjadi hal utama karena harus ditanggung secara individu pula.

Kegiatan KKN juga merupakan kegiatan yang ditunggu didaerah-daerah yang menjadi salah satu tempat penerjunan mahasiswa, banyak orang menanggapinya dengan penuh suka cita dengan harapan dapat memantik potensi daerah tersebut menjadi agen perubahan untuk daerah tersebut

“Respon warga di tempat saya tinggal sebenarnya biasa saja, karena rumah saya yang berada di perumahan dengan mayoritas warga yang bekerja dari pagi hingga petang jadi ya begitulah, hanya ada beberapa yang dapat mengikuti proker saya. Ditambah memang sejak dulu jarang ada kegiatan-kegiatan di kampung jadi mungkin mereka biasa saja ya,” tuturnya

Widyadhari Ega Ardhani-trs