blank
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menjenguk Sukardjo (73), warga RT 02/ RW 03 Kelurahan Purbalingga Wetan Kecamatan Purbalingga yang kehilangan pipi kiri karena digigit celurut, Minggu (26/7). (Foto: SB/Dok)

PURBALINGGA (SUARABARU.ID) – Sungguh memprihatinkan nasib yang dialami Sukardjo (73), warga RT 02/ RW 03 Kelurahan Purbalingga Wetan Kecamatan Purbalingga. Berawal dari digigit celurut atau sejenis tikus tanah, pria yang bekerja sebagai tukang ledeng itu saat ini harus kehilangan pipi sebelah kirinya.

Dia menceritakan, kejadian yang menimpanya sudah berlangsung enam tahun silam. Awalnya ia hanya gatal setelah digigit celurut itu, namun dalam tahun terakhir semakin membengkak dan membuat luka terbuka. Sukardjo sempat berobat ke salah satu rumah sakit swasta di Purbalingga, namun tidak membuahkan hasil yang maksimal.

Bahkan rasa sakit itu menyebabkan Sukardjo tidak bisa tidur. Untuk sekedar makan maupun minum, Sukardjo harus memiringkan kepalanya ke kanan agar makanan maupun minuman tidak tumpah melalui pipi kiri yang terbuka. Untuk menutupi lukanya setiap hari Sukardjo menggunakan masker kain.

“Dulu ketika tahun 2012 saat menonton teve sambil tiduran di lantai, tiba-tiba saya digigit celurut. Dari peristiwa itulah kemudian terasa gatal dan saya garuk hingga luka. Namun lukanya kian hari kian lebar,” jelas Sukardjo.

Tahun 2017 sempat dioperasi namun lukanya tetap terbuka menganga dan basah. Tiga tahun belakangan Sukardjo pasrah dengan kondisinya dan tetap melakukan pekerjaannya sebagai tukang ledeng dan pembuat sumur bor.

“Pak Lurah (Tri Anirwo-red) datang ke rumah sampai delapan kali untuk membantu pengobatan luka. Lumayan sudah tidak berair banget. Tapi pipi saya masih terbuka,” tuturnya. Mendengar ada warganya yang sedang sakit, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi langsung mendatangi rumah Sukardjo yang ada di salah satu gang di jalan Lawet Purbalingga Wetan, Minggu (26/7).

Melihat kondisi dan luka yang dialami, Bupati Tiwi langsung menghubungi Direktur RSUD Gutheng Tarunadibrata untuk merawat Sukardjo. Kebetulan Sukardjo sering diminta bantuan memasang instalasi air ledeng di rumah Direktur RSUD Gutheng, dr Nonot Mulyono M Kes.

“Pak Nonot, njenengan kenal Pak Kardjo tukang ledeng. Pak Kardjo kemarin kan sempat digigit celurut katanya. Saat ini infeksi, dan infeksinya sampai growak gitu pak Nonot. Jadi saya minta ini langsung ditangani di Gutheng ya pak Nonot. Tolong ini dibantu ditangani ya, hari ini langsung saya suruh ke Gutheng,” kata Tiwi melalui HP nya.

Hari  Minggu (26/7) Sukardjo langsung dibawa ke RSUD Gutheng Tarunadibrata, didampingi Camat Purbalingga, Lurah Purbalingga Wetan dan ketua RW setempat. Usai menengok Sukardjo, Bupati Tiwi menuju ke rumah Rochman warga RT 02/RW 10 Desa Wirasaba Bukateja. Anak ketiga dari Rochman, Zahrotun Jannah (9 bulan) mengalami cacat bawaan.

Kondisinya juga cukup mengenaskan, tidak memiliki langit-langit mulut dan menderita hidrosefalus. Namun anak tersebut tetap lincah dan terus bergerak-gerak ketika dipangku Bupati Tiwi. Seolah menghibur kedua orangtuanya yang sedih.

“Pak Rochman kalian ibu, mugi-mugi panjenengan diberi kesabaran keikhlasan dan kekuatan sebagai orang tua. Apa pun kondisi anak merupakan titipan dari Yang Maha Esa. Mudah-mudahan adanya Zahrotun ini bisa menjadi wadah amal buat bapak dan ibu, dan mudahan ini bisa menjadi berkah tersendiri bagi keluarga,” tutur Bupati Tiwi.

Usai dikunjungi bupati Tiwi, Minggu sore (26/7) Zahrotun dibawa ke sebuah rumah sakit di Jogyakarta untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Bupati Tiwi juga sempat memberikan bantuan kepada keluarga Rochman yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh di Jakarta itu.

Ema Rohman-trs