blank
Peserta Rakorda MUI se-Eks Karesidenan Banyumas berfoto bersama usai acara. Foto: dok/mui

BANYUMAS (SUARABARU.ID)– Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cilacap, Drs KH Muhadin MAg mengatakan, angka perceraian di wilayah ini pada tahun 2024, meningkat sangat tajam.

”Dalam satu bulan, bisa bertambah janda baru sampai 600 orang. Naiknya angka perceraian itu, tentu sangat mengkhawatirkan. Karena dampak sosialnya yang luar biasa,” kata KH Muhadin.

Dia menyampaikan hal itu, ketika menjadi juru bicara dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) MUI se-Eks Karesidenan Banyumas. Kegiatan itu digelar di Red Chilli Restaurant, Jalan Raya Baturraden KM 06 Banyumas, akhir pekan lalu.

BACA JUGA: SMAN 2 Kebumen Hibahkan 70 Topeng Cepetan ke BP Geopark

Dipaparkan juga, saat ini Kabupaten Cilacap menempati ranking pertama angka perceraian tertinggi, di wilayah Brebes, Banyumas dan Pemalang. Di Kabupaten Cilacap, kasus itu banyak terjadi di wilayah bagian barat, yang berbatasan dengan Jawa Barat.

Para Perempuan kebanyakan menjadi pejuang devisa, alias menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri. Awalnya berniat mencari tambahan untuk biaya keluarga, tetapi dampaknya keluarga berantakan.

”Atas dasar itu, MUI terus bekerja sama dengan Kementerian Agama, memberikan penyuluhan dan pembinaan, terutama kepada para calon pengantin, sebelum melangsungkan akad nikah,” imbuh Muhadin.

BACA JUGA: Pemegang Saham Ditawari untuk Setor Modal

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum MUI Kabupaten Banyumas, Drs KH Taefur Arofat, menyampaikan keprihatinan dan kekhawatiran, akan naiknya angka penderita HIV/AIDS dan LGBT di Banyumas.

”Kami terus bekerja sama dengan semua pihak, untuk mengatasi masalah ini. MUI melakukan melalui dakwah, pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat dalam berbagai kesempatan,” ungkap dia.

Sementara itu, Ketua Umum MUI Kabupaten Purbalingga, KH Roghib Abdurrahan, menyatakan kekhawatirannya, terhadap tingginya angka bunuh diri di wilayahnya. Data terakhir dalam satu bulan ini, terdapat 18 orang yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

BACA JUGA: Di Kebumen, Danrem 072 Pamungkas Ajak Semua Anggota Dukung Program MBG

”Latar belakang kasusnya bermacam-macam. Tetapi kebanyakan depresi akibat masalah ekonomi, dan berbagai persoalan lainnya. MUI sendiri telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini,” terang Kiai Roghib.

Sekretaris Umum MUI Jateng, Kiai Muhyiddin, yang mewakili Ketua Umum MUI KH Ahmad Darodji mengingatkan, agar terus meningkatkan peran sebagai khadimul ummah, atau pelayanan masyarakat, himayatul ummah atau pelindung masyarakat serta shadiqul hukumah atau mitra strategis pemerintah.

”Apabila di lapangan masih ditemukan aliran atau ajaran yang menyimpang, segera teliti, pelajari, dan tangani untuk disadarkan menuju ajaran yang benar,” pinta dia.

Riyan