Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi melakukan penandatanganan prasasti tanda diresmikannya gedung kesenian dan gedung pertemuan Kadus V Desa Brobot Kecamatan Bojongsari, Purbalingga. (Foto: SB/ Dok)

PURBALINGGA (SUARABARU.ID)- Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi meresmikan gedung kesenian dan gedung pertemuan Kadus V Desa Brobot Kecamatan Bojongsari, Purbalingga. Gedung kesenian tersebut saat ini telah dilengkapi dengan seperangkat gamelan yang merupakan pengadaan dari dana desa tahun 2017.

Kepala Desa Brobot, Priyo Dwi Cahyono menyebutkan Desa Brobot telah memiliki tiga gedung atau balai pertemuan. Di Dusun 1 terdapat gedung pertemuan yang berbarengan dengan Gapoktan. Di Dusun 2 terdapat gedung pertemuan yang berbarengan dengan kantor BUMDes. Dan saat ini satu gedung pertemuan lagi di Dusun V yang berbarengan dengan gedung kesenian.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi melakukan pemotongan tumpeng saat peresmikan gedung kesenian dan gedung pertemuan Kadus V Desa Brobot Kecamatan Bojongsari, Purbalingga. (Foto: SB/ Dok)

Gedung kesenian sekaligus pertemuan di Dusun V ini dibangun berdasarkan hasil musyawarah desa (musdes). “Sebelumnya ketika mengadakan musyawarah di tingkat dusun (musdus) dilakukan di rumah-rumah warga. Dengan adanya gedung kesenian dan pertemuan ini, maka kegiatan berkesenian dan rembug warga dusun V dilakukan di gedung baru,” katanya.

Pembangunan gedung yang berada di tanah milik kas desa, pembangunannya dimulai tahun 2019. “Gedung kesenian ini dilengkapi dengan seperangkat gamelan yang rutin melakukan latihan setiap malam Rabu dan malam Minggu.” ujarnya. Sementara Bupati Tiwi mengapresiasi langkah Kades Brobot  yang telah mengalokasikan Dana Desa untuk pembangunan gedung kesenian dan pertemuan.

Pasalnya tidak semua desa memiliki gedung pertemuan. Gedung kesenian diharapkan akan menambah semangat warga desa untuk nguri-uri kesenian yang merupakan warisan budaya lokal. “Kalau bukan kita yang melestarikan budaya lokal, siapa lagi. Jangan sampai budaya lokal kita ini hangus tergerus jaman dan tergantikan budaya yang bukan asli Indonesia,” pintanya.

Dikatakan, dalam pidato Presiden Republik Indonesia yang pertama Bung Karno, ketika bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, ada tiga hal yang harus dilakukan. Ketiga hal tersebut, berupa berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan ketiga berkepribadian di bidang kebudayaan.

“Karena kita tinggal di tanah Jawa, sudah harus tentu kita harus nguri-uri budaya yang ada di tanah Jawa. Terlebih Desa Brobot memiliki gedung kesenian yang dilengkapi seperangkat gamelan, ini wujud nguri-uri budaya lokal,” jelasnya.

EMA Rohman