DEMAK (SUARABARU.ID)– Tradisi Syawalan di Kabupaten Demak yang diselenggarakan setiap tahunya, di hari ketujuh lebaran, tahun ini ditiadakan. Tradisi sedekah laut dengan melarung dan berdoa sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Demak, khususnya para nelayan, sudah menjadi wisata budaya tahunan.
Namun mengingat larangan pemerintah untuk menghindari kerumunan massa berskala besar, sehubungan antisipasi penyebaran dan penularan covid-19, penyelenggaraan kali ini akhirnya ditiadakan.
Kemeriahan Syawalan yang menjadi aset wisata budaya dan wisata pantai setiap tahunnya itu, diselenggarakan di wilayah pesisir empat kecamatan, meliputi Sayung, Karang Tengah, Bonang dan Wedung.
BACA JUGA : Penderita Covid Jepara Melonjak Tajam, Pagi ini Bertambah Tiga Pasien Positif
Tidak hanya tradisi syawalan yang ditiadakan, namun lokasi lainya yang berpotensi berkumpulnya banyak masyarakat, juga dilarang. Hal ini telah dituangkan dalam Surat Edaran Nomor 440.1/14 tahun 2020, tentang Peniadaan Kegiatan Even Budaya Syawalan yang di tanda tangani Bupati HM Natsir.
Kepala Dinas Pariwisata Agus Kriyanto saat dihubungi di ruang kerjanya, Jumat (29/5/2020) mengatakan, untuk seluruh kegiatan wisata budaya dan wisata lainnya yang biasanya diselenggarakan di masa Lebaran, seluruhnya ditiadakan. Ini merupakan tindak lanjut dari SE bupati yang berisi larangan kegiatan yang melibatkan banyak massa, sehubungan pencegahan penularan covid-19.
”Apalagi saat ini traffic-nya naik, dan Demak ada peningkatan status dari siaga bencana menjadi Tanggap Darurat Bencana pandemi virus corona,” tambahnya.
Sudah siap
Sehubungan dengan akan diberlakukanya New Normal pada bulan depan, Agus menyampaikan, pihaknya telah melakukan pengecekan seluruh destinasi wisata yang ada di kabupaten. Dari hasil pengecekan dapat disimpulkan, seluruh destinasi yang ada telah siap untuk dibuka kembali.
”Saya dan tim dari dinas pariwisata telah melakukan pengecekan pada destinasi wisata terkait pemberlakuan New Normal bulan depan. Dari hasil pantauan di lapangan, seluruh destinasi wisata di Demak, siap untuk dibuka kembali. Namun harus tetap memperhatikan protokol kesehatan covid-19. Sedangkan dalam arahan pada rapat dengan provinsi secara virtual, untuk simulasi pada destinasi wisata disiagakan ambulans sebagai pelengkap protokol kesehatan,” pungkas Agus.
Seperti diketahui, Tradisi Syawalan Demak pada hari ketujuh Lebaran, menjadi penutup Syawal yang dikunjungi ribuan masyarakat. Mereka datang dari berbagai daerah untuk menyaksikan tradisi larung sesaji di tengah laut.
Selain itu, mereka juga menikmati pesta lomban yang diadakan panitia penyelenggara, dengan menaiki perahu mesin hingga ke tengah laut. Sesaat perahu yang ditumpangi berhenti di tengah laut, para penumpang membuka bekal makanan untuk disantap di atas perahu secara bersama-sama. Beragam hiburan dan permainan anak juga banyak dihadirkan di lokasi yang ada.
Rudy-Riyan