blank
Bupati Blora Blora, Djoko Nugroho, Senin (4/5/2020), mengumumkan data terbaru (update) perkembangan Covid-19 di kabupaten dengan 16 wilayah kecamatan itu. Foto : SB/Wahono

BLORA (SUARABARU.ID) – Bupati Blora, Jawa Tengah, Djoko Nugroho, Senin (4/5/2020), mengumumkan data terbaru (update) perkembangan Covid-19, bahwa warganya yang terkonfirmasi positif virus corona masih empat orang.

Untuk  pasien dalam pengawasan (PDP), lanjutnya, ada 10 orang. Orang dalam  pemantauan (ODP) 77, orang tanpa gejal (OTG) 144, pasien positif  hasil rapid test (diagnostik atau tes cepat) ada 13 orang.

blank
Inilah peta pesebaran terbaru Covid-19 di Kabupaten Blora. Foto : SB/Wahono

“Mari kita terus berdoa, semoga virus corona atau covid-19 segera hilang,” harapnya saat update data dari Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora.

Bupati Djoko Nugroho menambahkan, jumlah pemudik dari hari ke hari terus bertajbah, terdata sampai hari sudah mencapai 28.937 jiwa tersebar di 295 desa dan kelurahan se-Blora.

Sedangkan 13 pasien positif rapid-test, dari Kecamatan Kota Blora (3), Kecamatan Ngawen (3), Kecamatan Kunduran (3), Kecamatan Kradenan (2), Kecamatan Cepu (1) orang dan Kecamatan Jepon (1).

Karantina

Adapun empat orang yang terkonfirmasi positif ini, dua orasn telah meninggal, dan dua masih dirawat, satu dirawat oleh RSUD Blora dan satunya di RSUD Cepu,  beber Djoko Nugroho.

Ikut mendampingi Bupati Blora saat update perkembangan covid-9, Direktur RSUD dr. R. Soetijono Blora, Nugroho Adiwarso, dan pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kepegawaian daerah (BKD), Heru Eko Wiyono.

Bupati menambahkan, warga yang positif rapid-test (13 orang), mulai hari ini  masuk karantina (menjalani isolasi) di klinik Bakti Padma, jalan raya Blora-Randublatung di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo.

Warga positif rapid test yang mulai hari ini dikumpulkan di klinik Bakti Padma, agar pengawasannya lebih mudah dan terpusat sambil menunggu hasil Swab-test dan hasil laboratorium polymerase chain reaction PCR-nya.

“Kami minta agar para Camat dan Kades bisa memberikan pemahaman kepada orangtua dan keluarga pasien, ini demi keselamatan kita bersama,” jelas Djoko Nugroho.

Bupati khawatir, jika yang positif rapid test ini dibiarkan isolasi diri di rumah, dikhawatirkan sulit diawasi, dan memungkinkan penularan kepada para orang tua, kakek, dan neneknya yang imunitas tubuhnya tidak sebagus anak muda.

Wahono-trs

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini