SEMARANG (SUARABARU.ID) – Dalam rangka memperingati Hari Tari Dunia setiap tanggal 29 April, seniman tari asal Kota Semarang Yoyok B Priambodo membawakan karya tari Kamurkan – Kamulyan karya Ki Narto Sabdo.
Pimpinan Sanggar Tari Greget tersebut mengatakan, dirinya sengaja membawakan karya tari tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Ki Narto Sabdo. Sang maestro dinilai sangat berjasa atas karya-karyanya dibidang seni berupa tembang, macapat, gending dan pedalangan.
“Pertunjukan tari merupakan bentuk penghargaan saya kepada sang mestro karena kontribusi karya-karyanya bagi dunia kesenian sangat besar. Karyanya seperti tembang, macapat, hingga gending saya bawakan dalam bentuk tari saat peringata Hari Tani Dunia,” katanya, Rabu (29/4/2020).
Dalam sinopsis pementasan Kamurkan – Kamulyan, Yoyok memvisualkan gerak tari atas sosok manusia bertabiat buto (raksasa) yang seram dan menakutkan. Apapun ia makan, semua yang ada ingin dikuasainya, meskipun bukan hak dan miliknya.
“Manusia dalam menjalani kehidupan ini, janganlah murka, berbuat dan perilakulah yang baik untuk menuju jalan ke surga,” katanya.
Dalam sajianya ditampilkan sosok wayang kulit buto (raksasa) dan Puntadewa sebagai pralambang kebaikan dan keangkaramurkaan. Hal ini seperti yang biasa disajikan oleh Ki Narto Sabdo dalam setiap pementasan wayang kulit.
Dalam pementasa tersebut, selain Yoyok yang bertindak sebagai penari, koreografer dan sutradara, juga melibatkan seniman tari lainnya seperti Sangghita Anjali sebagai Durga dan Canadian Mahendra sebagai buto cakil.