blank
Tim medis penanggulangan penularan Covid-19 sedang melepas lelah di teras rumah salah satu warga Blora, Jawa Tengah. (Foto : SB/Ist)

BLORA (SUARABARU.ID) – Setelah hasil rapid test dua orang santri asal pondok pesantren di Magetan Jawa Timur yang mudik ke Blora, Jawa Tengah,  positif. Hasil sama juga menimpa lima santri lainnya dengan hasil rapid test positif.

Lima orang dengan hasil rapid test (tes cepat) positif, tiga orang warga Kecamatan Ngawen, dan dua santri lagi berdomisili di Kecamatan Kunduran. Kelima santri itu sedang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

“Hasil rapid test memang ada lima orang santri yang positif, mereka kini menjalani isolasi mandiri,” jelas pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, Lilik Hernanto, Selasa (28/4/2020).

Selain hasil positif  lima santri di Kecamatan Ngawen dan Kecamatan Kunduran, lanjutnya, sehari sebelumnya hasil positif rapid test telah ditemukan pada dua orang santri di Kecamatan Kradenan, Blora.

“Saat ini warga Blora yang positif dari hasil rapid test ada 11 orang, segera diambil Swab,” jelas Lilik Hernanto yang juga juru bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora.

Lilik menjelaskan, 11 orang tersebut di Kecamatan Blora (3), Cepu (1), Kradenan (2), Ngawen (3) dan Kunduran (2). “Jadi ada tambahan lima lagi, mereka adalah santri di Magetan, Jatim,” tambah Plt Kepala Dinkes.

blank
Tenaga (tim) medis penanggulangan penularan Covid-19 melakukan pemeriksaap rapid test di salah satu rumah warga Blora. (Foto : SB/Ist)

Klinik Covid-19

Ditambahkan Lilik Hernanto, dengan data terbaru tersebut, saat ini di Blora terdapat satu orang positif tertular virus corona (meninggal dunia), dan 11 orang positif hasil dari hasil rapid test.

Hasil rapid test itu belum merupakan diagnosa, masih perlu test laborat (lab-Swab) untuk pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) agar bisa diketahui positif tertular Covid-19 atau tidak, tambahnya lagi.

Lilik Hernanto berpesan, jika di lingkungan ada orang masuk daftar PDP, memang takut  boleh, tapi jangan takut yang berlebihan, apalagi sampai mendiskriminasi, karena PDP itu bukan orang jahat, tapi sebagai korban, pungkasya.

Sebelumnya, Bupati Djoko Nugroho, mengumumkan Kabupaten Blora dalam status tanggap darurat Covid-19, namun pihaknya berpesan agar masyarakat tetap tenang, tidak takut, tidak waswas, tapi harus tetap hati-hati dan waspada.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Blora, Siswanto, menerangkan anggaran untuk penanganan Covid-19 sudah disetujui bersama Badan Anggaran (Banggar) dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

“Anggaran ini, juga sudah dilaporkan kepada Gubernur Jateng dan Mendagri pada 23 April 2020 lalu,” beber Ketua Partai Golkar Blora.

Menurutnya, anggaran tersebut juga bisa digunakan untuk sewa kontrak klinik Bakti Padma yang telah disepakati untuk tempat isolasi, termasuk untuk anggaran rekrutmen tenaga medis, baik dokter, perawat, tim keamanannya.

“DPRD mendesak Pemkab segera memanfaatkan Klinik Bakti Padma untuk penanggulangan Covid-19, mau menunggu apa lagi,” tandasnya.

Siswanto menambahkan, dari hasil rapid test, saat ini sudah ada 11 warga positif, orang tanpa gejala (OTG) delapan, orang dalam pengawasan (ODP) 108 jiwa, dan pasien dalam pengawasan (PDP) sembilan orang.

Menanggapi desakan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Jubir GTPP Covid-19 Kabupaten Blora, Lilik Hernanto, menjelaskan saat ini sedang proses penataan tenaga medis, rencana 1 Mei 2020 depan, klinik itu segera dibuka.

“Semua sudah siap, ini sedang menata tenaga medisnya saja. Klinik Bakti Padma nanti 1 Mei 2020 akan segera dimanfaatkan untuk keperluan Covid-19,” pungkas Lilik Hernanto.

Wahono-

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini