blank
BERKUMPUL: Beberapa komunitas sepeda tua berkumpul di kawasan Alun-alun Simpang Enam Demak, setiap ada kesempatan. Foto: rudy

DEMAK (SUARABARU.ID)– Di tengah kondisi wabah Covid-19, permintaan sepeda tua masih tetap tinggi di berbagai daerah. Termasuk di Kabupaten Demak, penjualan sepeda tua atau yang biasa disebut sepeda onthel, terus berjalan dan tidak terpengaruh adanya wabah virus Corona.

Konsumen sepeda tua tidak hanya dari kalangan komunitas onthel saja, namun juga dari kolektor pecinta barang tua atau langka. Transaksi sepeda tua masih terus berjalan, seolah tidak sedang terjadi wabah Corona

Hal itu seperti yang diungkapkan Adrie Fiets, yang menyediakan beragam merk sepeda tua di lapaknya.

BACA JUGA : Rumah Sakit Darurat Covid-19 Kebumen Langsung Diisi 11 Orang Jamaah Ijtima Gowa

”Saat ini masih banyak peminat sepeda tua. Peminatnya pun tidak hanya dari dalam kota saja, tapi juga dari luar kota bahkan luar provinsi. Dalam masa pandemi di kurun waktu satu bulan ini, sudah ada empat kali transaksi. Mereka dari luar kota seperti Kudus, Rembang, Purwodadi dan Magetan Jawa Timur,” jelas Adrie, pemilik lapak Kauman Vintage.

Ditambahkan dia, sepeda tua yang diminati konsumen merupakan produk dari Inggris dan Belanda. Sedangkan produk lokal atau asia, kurang diminati dan jarang laku.

Hal ini disebabkan, kualitas produk Belanda dan Inggris sangat bagus, seperti Gazelle, Simplek, Humber dan Raeligh, dengan harga variatif dari Rp 1,5 juta hingga Rp 8 juta per unitnya.

blank
Sepeda tua atau onthel, banyak untuk klangenan di sore hari. Foto: rudy

Gaya Jadul
Sepeda onthel saat ini memang mulai banyak digemari masyarakat, seiring bertumbuhnya komunitas Onthel di berbagai daerah. Bahkan menjadi tren gaya hidup ala jadul (vintage) oleh sebagian orang di era milineal.

Seperti yang diungkapkan Sunu Dwi Darsono, Ketua Organisasi Genjot Lawas Demak (Oglek) yang menyebutkan, sekarang banyak berdiri komunitas sepeda tua di berbagai wilayah, sehingga banyak permintaan sepeda dari para anggota baru.

”Bahkan anggota yang lama pun, turut menambah jumlah koleksinya hingga memiliki tiga sampai lima unit. Mungkin hal ini menjadi tren dan gaya hidup di era milenial ini. Selain itu juga, sebagai sarana olah raga dan bisa juga untuk klangenan sore hari jelang buka puasa atau ngabuburit nanti,” jelas Sunu Dwi, Kamis (23/4/2020).

Diungkapkan Sunu Dwi, yang juga menjadi Ketua Komunitas Sepeda Tua Indonesia Demak (Kosti), jumlah komunitas sepeda tua di bawah naungan Kosti Demak ada sebanyak 10 komunitas, yang tersebar di berbagai wilayah kecamatan. Saat ni jumlah anggotanya mencapai 250 orang.

Rudy-Riyan