KUDUS (SUARABARU.ID) – Minimnya tenaga dalam untuk proses pemakaman jenazah Covid-19 membuat BPBD Kabupaten Kudus tergerak. Sejumlah relawan mulai diterjunkan untuk membantu tenaga medis dari RS rujukan saat melakukan pemakaman jenazah pasien Covid-19.
Aksi relawan BPBD tersebut seperti halnya yang dilakukan saat memakamkan jenazah PDP Covid-19 di pemakaman Kaliputu, Selasa (21/4) malam. Dengan dibekali APD lengkap, para relawan tersebut diperbantukan untuk membantu proses penguburan jenazah.
“Jadi saat pemakaman kami menerapkan prosedur kesehatan yang ketat. Untuk jenazah yang dimakamkan di Kaliputu, statusnya sejauh ini masih PDP karena hasil swabnya belum keluar. Tapi pemakamannya tetap menggunakan prosedur Covid-19,”kata Kepala BPBD Kabupaten Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan, Rabu (22/4).
Dikatakan Bergas, langkah tersebut dilakukan lantaran sebelumnya tenaga medis dari beberapa RS rujukan seringkali kesulitan saat melakukan pemakaman jenazah Covid-19. Meski dari RS, pemulasaran jenazah sudah dilakukan sesuai prosedur, namun saat proses penguburan, seringkali tenaga medis kesulitan tenaga.
“Ini awalnya memang ada keluhan dari tim medis yang membawa jenazah Covid-19. Sebab, saat jenazah dibawa dari RS ke pemakaman, ternyata tenaga untuk proses penguburan sangat minim. Kalaupun toh ada, biasanya hanya dari pihak keluarga dan penggali kubur yang tidak menggunakan perlengkapan APD,”tandasnya.
Atas munculnya keluhan tersebut, kata Bergas, pihaknya langsung menyiapkan personel relawan yang dikhususkan untuk membantu prosesi penguburan jenazah Covid-19. Total ada 8 personel yang dipersiapkan khusus dengan setiap ada kejadian ada 6 personel yang diterjunkan.
“Karena ini prosesi pemakaman, tentu relawan yang diterjunkan juga yang memiliki spesifikasi khusus,”ujarnya.
Sementara, Saiful Anas tim medis RSUD dr Loekmonohadi yang selama ini bertugas memulasari jenazah pasien Covid-19, mengaku sangat terbantu atas penerjunan relawan BPBD untuk membantu pemakaman. Pasalnya, selama ini pihaknya memang kesulitan saat melaksanakan tugas memakamkan jenazah Covid-19.
“Padahal semestinya, tim medis RS hanya bertugas memulasari dan mengantarkan jenazah ke pemakaman. Dan setelah itu, ada petugas yang diterjunkan dari Dinas Kesehatan yang melaksanakan pemakaman sesuai protokol yang ada,”ujarnya.
Namun, kenyataan di lapangan, saya seringkali hanya berdua dengan sopir saat tiba di pemakaman. Bahkan, seperti kejadian di Loram Kulon beberapa waktu silam, ambulan pembawa jenazah sempat terkatung-katung selama beberapa jam lantaran sempat muncul penolakan dari warga.
Berdasarkan data dari Gugus Tugas, jumlah positif Covid-19 yang meninggal dan sudah dimakamkan sebanyak 2 orang. Sementara, pasien berstatus PDP dan dimakamkan dengan standar Covid-19 sudah mencapai 19 orang.
Tm-Ab