SEMARANG (SUARABARU.ID)– Meski ada di peringkat keenam kasus terbanyak penderita Covid-19, membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, merasa belum memerlukan pengajuan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk wilayahnya.
Dari data yang ada, sampai kini total kasus Covid-19 di Jateng yang terkonfirmasi sebanyak 203 orang. Sebanyak 25 di antaranya meninggal dunia, dan 19 sembuh. Data ini membuat Jateng ada di nomor enam terbesar di Tanah Air.
BACA JUGA : STIE Bank Jateng Disiapkan Ganjar Sebagai Tempat Karantina TKI
Setelah DKI Jakarta ditetapkan berstatus PSBB, beberapa wilayah di Jabar dan Banten juga menyusul. Itu karena lonjakan kasus di tiga daerah itu sangat tinggi. Jakarta di peringkat teratas dengan 2.186 kasus, Jabar yang terdapat 540 kasus berada di peringkat kedua, dan Banten terdapat 285 kasus berada di peringkat keempat.
”Kita belum ajukan PSBB. Kita lagi siapkan dengan baik, agar kita mantab betul, mulai dari bagaimana percepatan persebarannya. Tetapi kita lebih hati-hati betul dalam menghitungnya,” kata Ganjar di Puri Gedeh, Selasa (14/4/2020).
Hitungan yang dimaksud Ganjar adalah, dukungan atau bantuan pemerintah kepada masyarakat. Termasuk sistem logistik, transportasi sampai keuangan.
”Jadi PSBB bukan tujuan, tapi mesti dihitung secara matematis, statistik secara epidemologis. Sehingga kita perlu pakar untuk membantu,” kata Ganjar.
Sudah Komunikasi
Selain itu juga, belum ada kabupaten maupun kota di Jateng yang hendak mengajukan penetapan status tersedia. Saat ini Ganjar tengah mematangkan pendataan masyarakat, sebagai salah satu skenario teknis pemberian bantuan.
”Sampai akhir April nanti, akan kita eksekusi soal bantuan. Agar kita bisa menyiapkan skenarionya. Termasuk ketika kita mengajukan atau menuju PSBB, kota mana, kabupaten mana, kecamatan desa kita hitung betul,” tandasnya.
Selain itu yang tidak kalah penting bagi Ganjar adalah, pendataan warganya yang saat ini berada di luar daerah, Jabodetabek khususnya. Pendataan itu juga dalam rangka penyaluran bantuan.
Ganjar mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta dan Jabar untuk percepatan pendataan itu.
”Harapannya, tidak ada warga yang mudik. Jadi tidak ada orang yang berpotensi untuk membawa virus itu ke asalnya. Ini bukan stigmatisasi, kita tidak tahu siapa yang tertular. Kita bantu Jakarta, Jabar agar semua berjalan. Komunitas warga Jateng di Jakarta dan Jabar juga sudah mendata,” tukas Ganjar.
Heri Priyono-Riyan