WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Pandemi global Covid-19 mulai memunculkan dampak serius. Tak hanya di sektor kesehatan saja, dampak wabah Corona sudah mengarah pada pelemahan ekonomi masyarakat. Banyak buruh kehilangan pekerjaan dan pedagang kecil tidak julalan lagi karena sepi pembeli.
Para pelaku usaha kecil dan menengah dibuat lemas karena hampir tak lagi memiliki ruang usaha akibat dari kebijakan pembatasan pergerakan, sebagai salah satu langkah memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
Di Wonosobo, dampak Covid-19 terhadap pelaku usaha mulai dirasakan sejak sebulan terakhir ini. Tak hanya buruh dan pedagang kecil yang mengeluh, penyedia jasa pijat, ojek online (Ojol), ojek pangkalan (Opang) dan sopir angkutan umum juga mengalami nasib yang sama.
“Sudah hampir sebulan ini, tidak ada satu pun pasien yang datang untuk pijat. Padahal sebelumnya, dalam satu hari ada 1 atau 2 pasien yang minta dipijat,” ungkap Mislan (42), tukang pijat tunanetra yang membuka praktik di kawasan Sudagaran Wonosobo, Senin (13/4).
Mislan yang hidup dengan istri dan empat orang anak mengaku sangat merasakan dampak Covid-19, sehingga ketika tim bhakti sosial Lions Club Wonosobo-Dieng bagi warga terdampak Corona datang mendistribusikan bantuan berupa paket bahan pokok, dirinya mengaku sangat bersyukur dan terima kasih.
Bertahan Hidup
Mislam berharap hal serupa bisa dilakukan pihak lain, agar warga yang senasib dengan dirinya juga bisa terus bertahan hidup di tengah masa-masa sulit saat ini. Sebab, tak hanya tukang pijat yang mengeluh mengalami kesulitan ekonomi, banyak buruh dan pedagang kecil, yang mengalami nasib yang sama.
Ungkapan hati Mislan tersebut mewakili ratusan bahkan mungkin ribuan pelaku usaha mikro kecil dan menengah, buruh dan pekerja informal lainnya, yang mesti menahan himpitan beban ekonomi di tengah pandemi global Covid-19.
Wakil Bupati Wonosobo, Agus Subagiyo mengakui hasil pemantauan selama beberapa waktu terakhir di sejumlah wilayah menunjukkan banyak pelaku usaha kini ibarat sedang tiarap, alias memilih untuk menghentikan usahanya karena daya beli masyarakat jauh menurun.
“Tapi di balik musibah global ini, saya melihat gerakan gotong royong masyarakat, baik secara pribadi maupun lembaga, untuk membantu sesama cukup masif dan layak disyukuri,” ungkapnya saat bhakti sosial pembagian masker dan sembako bagi difabel bersama Pemuda Panca Marga, FKPPI dan Lion Club Wonosobo-Dieng.
Menurutnya, peran sektor swasta memiliki arti penting di tengah semakin beratnya kehidupan sebagian pelaku usaha dan masyarakat tidak mampu. Kesadaran warga untuk bergotong royong meringankan beban hidup warga lain yang mengalami himpitan ekonomi bisa ditularkan sampai ke wilayah pelosok perdesaan di seluruh Wonosobo.
“Dalam setiap monitoring di wilayah saya selalu meminta agar Camat, Kades/ Kalur, Ketua RW/RT dan Dasawisma agar bergerak bergotong royong demi mencegah dampak sosial ekonomi akibat wabah ini dapat teratasi,” pungkasnya.
Muharno Zarka-Wahyu