BLORA (SUARABARU.ID) – Waduk Greneng, Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan, Blora, Jawa Tengah, Senin (6/4/2020), meminta korban jiwa. Korban yang tenggelam di waduk peninggalan Belanda itu Anri Boimau alias Oebon (23).
Dijelaskan Kapolres Blora AKBP Ferry Irawan melalui Kapolsek Tunjungan AKP Budiyono, korban adalah penghuni asrama yayasan Api Kasih Karunia di Desa Tutup, Kecamatan Tunjungan, Blora.
“Namun di KTP korban beralamat di Desa Tuapakas RT-16/RW-09, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT,” jelasnya.
AKP Budiyono menjelaskan, begitu mendapat informasi ada orang tenggelam di Waduk Greneng, Kapolsek Tunjungan itu langsung meluncur ke tempat kejaidan perkara (TKP) bersama sejumlah anggota.
Hasil olah TKP, sekitar pukul 10.00 WIB Anri Boimau bersama dua temannya Martin Ferdinan dan Estu Unggul, juga dari asrama yayasan Api Kasih Karunia, tiba di Waduk Greneng untuk bermain dan memancing di tanggul waduk.
Ke Tengah
Sekitar 13.30 WIB, tiba-tiba korban berdiri, berjalan dan terjun berenang ke dalam waduk. Kedua temannya sudah memanggil dan meneriaki untuk tidak masuk air, namun peringatan itu diabaikan.
Bahkan korban semakin jauh berenang ke tengah waduk, dan tenggelam kedalam air sedalaman empat meter. Melihat Anri Boimau tidak tampak di permrukaan, Martin dan Unggul berteriak minta tolong penjaga waduk.
“Melihat korban tenggelam, temannya langsung minta tolong penjaga waduk,” jelas Kapolsek Tunjungan.
Selanjutnya, korban di evakuasi oleh anggota Polsek Tunjungan bersama penjaga waduk dan warga, menemukan korban di kedalaman empat meter dan sudah dalam keadaan meninggal dunia (MD).
Tim medis Puskemas Tunjungan datang melakukan pemeriksaan. Di tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan, penghuni asrama yayasan Api Kasih Karunia itu murni meninggal dengan paru-paru penuh air.
“Korban murni MD karena tenggelam. Jenazah dibawa ke RSUD Blora dan diserahkan ke pihak yayasan,” pungkas Kapolsek Tunjugnan, AKP Budiyono.
Wahono-Wahyu