KUDUS (SUARABARU.ID) – Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus menyebutkan warisan semangat dakwah Kanjeng Sunan Kudus hingga sekarang masih dilestarikan masyarakat Kudus. Sehingga kehidupan yang ada di Kudus bisa berlangsung aman dan damai.
Hal itu diungkapkan Gus Mus saat Pesamuan Ta’sis Masjid al-Aqsha Menara Kudus pada Kamis (12/3) malam. Selain Gus Mus, ada beberapa budayawan hingga seniman turut hadir pada acara itu. Seperti, Astono Candra Dana dari Bali, Candra Malik dari Karanganyar, Sosiawan Leak (Surakarta), Jadul Maula (Yogyakarta) dan Anashom (Semarang).
Pada kesempatan itu, Gus Mus mengatakan, bahwa cara dakwah Sunan Kudus membuat masyarakat ayem. Tidak hanya orang Islam tetapi juga orang non muslim. Hal tersebut karena ruh dakwah Sunan Kudus.
Menurut Gus Mus, ruh dakwah Sunan Kudus bukan hanya tidak nyembelih sapi. Namun, lebih dari itu adalah membuat bagaimana masyarakat Hindu Budha jaman dulu menjadi nyaman dengan syiar Islam.
Hingga akhirnya, Kanjeng Sunan berhasil merebut hati masyarakat. Untuk kemudian berbondong-bondong masuk agama Islam. Gus Mus pun menyebut strategi dakwah Kanjeng Sunan Kudus luar biasa.
“Berbeda dengan era sekarang yang mana banyak (dakwah) seolah malah menggiring untuk benci agama,” katanya.
Lanjut Gus Mus, apa yang dilakukan Sunan Kudus itulah yang sebenarnya merupakan ruh dakwah. Hal tersebut pula yang dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW saat berdakwah dulu.
Gus Mus menambahkan, manusia pada dasarnya adalah seorang khalifah Allah dan hamba Allah. Dua peran tersebut, katanya, harus dilakukan secara berimbang. Oleh karena itulah cara dakwah Kanjeng Sunan perlu disiarkan kembali.
“Kadang kita merasa kalau kita adalah khalifah Allah namun lupa kalau kita juga hamba Allah, hingga akhirnya tak seimbang, ” ujarnya.
Sementara, Ketua Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus KH Em Najib Hassan mengatakan, malam hari ini adalah rangkaian dari Ta’sis Masjid Menara Sunan Kudus. Rangkaian acara perayaan berdirinya masjid Sunan Kudus sudah dilakukan. Seperti penerbangan 485 burung merpati, pasar kuliner jadul hingga kirab banyu penguripan.
“Serta penutupan nanti ada penampilan salawatan internasiona,”pungkas dia.
Pesamuan itu ditutup dengan penampilan puisi Gusjing oleh Sosiawan Leak yang diiringi musik kolaborasi Suluk Tajuk Menara (STM).
Tm-Ab