blank
Sejumlah siswa-siswi SMPN 1 Kertek Wonosobo melakukan aneka permainan di SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Malang Jawa Timur. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Sejumlah 251 siswa dan 9 pembimbing SMP Negeri 1 Kertek Wonosobo melakukan studi wisata ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Selamat Pagi Indonesia (SPI) Malang Jawa Timur.

Selain ke SMA SPI, studi tour yang dilakukan selama empat hari mulai Senin (9/3) hingga Kamis (12/3) itu, juga menyaksikan sunrise di Gunung Bromo, naik jeep ke Pelataran Kaldera dan mengunjungi Jatim Park II, ke Museum Angkut di Jl Terusan Sultan Agung Batu Malang Jawa Timur.

Kepala SMPN 1 Kertek Ellna Amperawati SPd MPd, Kamis (12/3), mengatakan rombongan yang terdiri dari siswa, guru dan karyawan tersebut berangkat pada Senin (9/3) sekitar pukul 13. 30 WIB dan tiba kembali di SMPN 1 Kertek Kamis (12/3) jam 04.45 WIB. Studi wisata bertujuan untuk mengenalkan keindahan alam Gunung Bromo, Pelataran Kaldera dan mengetahui sejarah Museum Angkut dan keunggulan sistem pembelajaran di SMA SPI Malang.

“Saat melihat sunrise di Gunung Bromo dilanjutkan naik Jeep ke Pelataran Kaldera, sebagian besar siswa sampai ke bibir kawah dan mencapai puncak Gunung Bromo. Banyak juga siswa yang naik kuda di kawasan wisata alam khas pegunungan tersebut,” katanya.

Bahkan karena penasaran, tambahnya, ada siswa yang menyempatkan diri menghitung jumlah anak tangga sebagai pembuktian kebenaran 253 anak tangga yang selama ini didengar di Gunung Bromo. Ternyata informasi yang beredar benar jika di kawasan Gunung Bromo ada sejumlah 253 anak tangga untuk bisa naik ke puncak gunung.

Di Museum Angkut peserta studi wisata menyaksikan berbagai koleksi pernak-pernik angkut dari tempoe doeloe hingga saat ini dan belajar sejarah tentang angkutan. Di tempat ini siswa juga melihat pertunjukan dan melakukan joget bersama. Seluruh siswa tampak senang dan menikmati kunjungan ke Museum Angkut di Batu Malang.

SMA SPI

blank
Salah satu siswa SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Malang Jawa Timur memandu fun game holahop yang dilakukan siswa-siswi SMPN 1 Kertek Wonosobo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

Di SMA SPI Malang ada hal yang sangat luar biasa yang bisa dijadikan motivasi bagi siswa-siswi SMPN 1 Kertek. Sekolah unggulan tersebut punya tagline “Bisa Tidak Bisa, Harus Bisa”. Sekolah ini diperuntukkan bagi siswa SMP berstatus yatim, piatu, yatim piatu dan siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi.

“Setiap tahun saat PPDB, SMA SPI hanya menerima 90 siswa dengan komposisi 10 siswa dari Kamboja, 80 siswa dalam negeri. 90 siswa yang terseleksi terdiri 40 persen (Islam), 20 persen (Kristen), 20 persen (Katholik), 10 persen (Hindu) dan 10 persen (Budha dan Konghucu),” jelas Ellna yang juga pernah menjabat sebagai Kepala SMPN 2 Wonosobo itu.

Menurutnya, di SMA SPI, siswa SMPN 1 Kertek disambut siswa Kelas X-XII yang telah ditunjuk untuk melaksanakan tugas. Berbagai atraksi dan permainan diikuti seluruh siswa-siswi SMPN 1 Kertek. Keberanian, kerjasama , kekompakan, kecerdasan dalam menyelesaikan masalah sangat diperlukan sehingga seluruh rangkaian permainan dapat terselesaikan dengan baik dan sempurna.

“251 peserta studi tour dibagi menjadi 16 kelompok. Masing- masing kelompok diberi nama binatang . Sebelum memulai permainan, setiap kelompok wajib membuat yel yel kelompok disesuaikan dengan nama kelompoknya, memilih satu orang pemimpin, dan satu orang kepercayaan. Setiap kelompok bebas memilih permainan apa yang akan dilakukan terlebih dahulu,” terangnya.

Setelah semua permainan selesai, tambahnya, semua siswa berkumpul di halaman SMA SPI untuk berjoget bersama di bawah percikan air mancur dan gelembung busa. Joget dan tarian yang dilakukan secara bersama-sama itu, tampak gayeng dan sangat dinikmati seluruh siswa.

“Semua siswa juga dipersilakan menikmati tari-tarian yang mencerminkan berbagai budaya di nusantara. Kegiatan di SMA SPI ditutup dengan pengumuman kelompok terbaik yang diraih Kelompok Hiu dilanjutkan penyerahan kenang-kenangan kepada anggota kelompok terbaik.

“Kunjungan studi tour dipungkasi di area wisata Jatim Park II. Di tempat ini siswa yang memiliki nyali dan keberanian bisa menikmati berbagai wahana permainan. Usai kunjungan ke Jatim Park II, siswa diajak menuju pusat oleh-oleh untuk membeli buah tangan,” tutupnya.

Muharno Zarka