blank
Kader Muslimat NU-Fatayat NU tampak tengah mengkuti khataman Alquran dan doa bersama di Alun-alun Wonosobo, Minggu (8/3) pagi. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO(SUARABARU.ID) – Hujan gerimis yang turun sejak subuh di Wonosobo tak menyurutkan semangat kader kaum perempuan NU untuk menghadiri hari lahir (Harlah) Muslimat NU ke-74 dan Fatayat NU ke-70 di Alun-Alun setempat, Minggu (8/3), pagi.

Sejumlah kader Muslimat NU dan Fatayat NU dengan seragam kebesaran masing-masing sudah merapat di lokasi acara sejak pagi. Suasana rumput Alun-alun yang basah karena terkena air hujan, tak menjadi penghalang pengunjung mengikuti khataman Alquran dan doa bersama.

Mereka tampak khusuk duduk bersila di atas rerumputan yang digelari karpet dan aneka tikar lainnya untuk mengikuti simaan Alquran oleh khafidzoh Muslimat NU-Fatayat NU dan istighotsah atau doa bersama.

Usai khataman Alquran dan doa bersama dilanjutkan dengan senam sehat nusantara. Senam dilakukan secara serentak yang dipimpin instruktur senam dari kader Fatayat NU. Selain diikuti kader Muslimat NU-Fatayat NU juga tampak beberapa kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) membersamai acara senam sehat nusantara.

“Kader Muslimat NU, Fatayat NU dan IPPNU harus sehat lahir batin agar bisa berkhikmat untuk berjuang di organisasi perempuan NU sebagai badan otonom yang struktur organisasinya ada di tingkat Pimpinan Pusat (PP) dan Pimpinan Anak Ranting (PAR) di seluruh Indonesia,” tegas Ketua PC Fatayat NU, Haryati S Ag.

blank
Senam sehat nusantara yang digelar dalam rangka Harlah Muslimat NU ke-74 dan Fatayat NU ke-70 berlangsung gayeng dan semarak di Alun-alun Wonosobo. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Tantangan Berat

Kesehatan batin kader Muslimat NU-Fatayat NU, imbuhnnya, telah disiram dengan khataman Alquran dan istighosah bersama sejak pagi hari. Sedang kesehatan lahir diwujudkan dengan senam sehat nusantara yang dilakukan secara bersama-sama. Kesehatan lahir dan batin harus berjalan seimbang.

Melalui acara Harlah dengan agenda khataman Alquran, istighotsah, senam nusantara dan tausyiah dari sesepuh NU Wonosobo, kader Muslimat NU-Fatayat NU diharapkan selalu solid, kompak dan punya komitmen bersama menjaga ideologi ahli sunnah wal jamaah (aswaja) serta siap berjuang untuk membesarkan organisasi perempuan NU.

“Kader perempuan NU ke depan menghadapi tantangan yang tidak ringan di era global. Ideologi radikal dan aksi terorisme tengah menggerogoti paham aswaja. Kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan. Kader perempuan muda NU harus bisa menjadi benteng utama upaya penggerogotan dan pelemahan  terhadap ideologi aswaja,” cetusnya.

Selain itu, katanya, tugas strategis lain yang tengah diperjuangkan Muslimat NU-Fatayat NU adalah memperjuangkan hak-hak perempuan dan kebutuhan dasar bagi pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) melalui bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

“Harus diakui, pendidikan kaum perempuan saat ini masih jauh tertinggal. Standar minimal pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak masih jauh dari target world healt organisation (WHO). Kaum perempuan juga belum mempunyai akses yang luas terhadap sumber ekonomi dan permodalan,” tandasnya.

Muharno Zarka/mm