GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Awalnya, Kumala Yuniar Indriyani, pelajar kelas XI SMAN 1 Grobogan berniat membeli sepeda motor yang diinginkannya dari uang yang ditabung bertahun-tahun. Namun, niat itu diurungkan setelah Lala, sapaan akrabnya, berpikir untuk mengembangkan uang tabungannya menjadi bertambah banyak.
Ide tersebut disampaikannya kepada sang ayah, Hendro Sutopo. Sang ayah kemudian mendukung apa yang diinginkan anak tunggalnya. Ia memberikan masukan agar uang tabungannya tersebut dibuat modal warung makan.
“Jadilah terbit ide membuat warung makan soto dan sop “Samienem” ini. Selama proses membuat warung ini, saya terus berkomunikasi dengan papa dan mama, sehingga warung Samienem mulai dibuka hari ini,” kata Lala, saat pembukaan warung Soto dan Sop Ayam “Samienem”, Sabtu (7/3/2020).
Warung Samienem ini didirikan sederhana di Jalan Kapten Rusdiyat, Kelurahan Danyang, Kecamatan Purwodadi. Meski sederhana, menu makanan yang dihidangkan di warung ini sangat memanjakan pengunjung.
Meski masih sekolah, Lala mengatakan dirinya belajar memanajemen usaha dari sang ayah. Pelajaran yang diberikan sang ayah tersebut, ia pelajari setiap waktu.
“Di sekolah memang diajarkan pelajaran akuntansi untuk pembukuan, mungkin sekalian praktek di sini. Akan tetapi, apa yang diajarkan papa selalu saya pelajari setiap hari,” jelas perempuan kelahiran Juni 2003 ini.
Lala yang bercita-cita sebagai notaris ini menjelaskan, dirinya berusaha membagi waktu antara bisnis dan sekolahnya. Ia tidak ingin fokus pada satu hal saja.
“Yang pastinya, saya akan belajar untuk memanajemen waktu juga. Sebelumnya, saya juga sudah mengelola usaha, yaitu pemancingan ikan. Pembukuan pemancingan saya lakukan. Semua itu saya lakukan di luar jam sekolah. Kalau warung ini, nanti pengelolaannya mama yang jaga siang hari. Kalau saya ada waktu luang atau pas libur sekolah, saya pasti ada di warung ini,” kata Lala.
Didukung Orang Tua
Meski menjadi anak tunggal, tak membuat diri Lala merasa dimanjakan orang tuanya. Bahkan, pekerjaan ayahnya sebagai pejabat, tak membuat dirinya merasa tinggi hati. Justru, putra tunggal Hendro Sutopo dan Sri Hardiyani ini punya keinginan untuk terus membahagiakan orang tuanya dengan bisnis yang ia rintis sejak dini.
“Saya tahu, hidup yang sebenarnya adalah perjuangan. Meski ayah saya punya jabatan, tetapi saya tetap rendah hati. Saya malah ingin membahagiakan papa dan mama. Suatu saat nanti, saya ingin membuktikan bahwa usaha yang saya rintis dari papa ini, Insyaallah akan maju, bisa besar dan bisa membuka cabang dimana-mana,” jelas Lala.
Sementara itu, Hendro Sutopo mengaku bangga dengan apa yang dilakukan anaknya tersebut. Sejak kecil, Hendro dan istrinya tidak terlalu memanjakan sang anak. Justru, materi tentang kewirausahaan diperkenalkannya sejak dini kepada putrinya.
“Saya sebagai orang tua, jujur merasa diberikan nikmat dari Tuhan melalui anak saya ini. Ternyata, dia tahu susahnya mencari uang. Saat ia tahu, uang tabungannya untuk membeli motor masih kurang, saya sebagai orang tua berusaha untuk mencukupinya, tetapi dia malah menolak dan lebih memilih mengembangkan uang yang ditabungnya untuk usaha kecil-kecilan ini dan semoga bisa besar ke depannya. Saya sebagai orang tua hanya bisa mendoakan dan terus mendukung Lala,” ujar Hendro.
Warung Serba Enam
Penamaan warung “Samienem” ini jika diubah menjadi bahasa Indonesia berarti serba enam. Hal tersebut diakui Lala. Menurut dia, sang ayah yang memberi nama warung tersebut Samienem.
“Papa yang memberikan nama warungnya, Samienem. Artinya, serba enam. Nama saya, Kumala dipanggil Lala, dalam tangga nada, La itu nada keenam. Kemudian, saya lahir di bulan enam, yaitu Juni. Jadi, angka enam itu seperti lambang dalam kehidupan saya,” jelas Lala.
Sementara, bumbu racikan soto dan sop ayam yang dibuat menu di warungnya tersebut merupakan hasil uji coba sekali dan direspon positif oleh rekan-rekan ayahnya saat itu.
“Uji coba sekali, kemudian dicicipi teman-temannya papa dan juga tukang-tukang di pinggir jalan. Mereka bilang enak, ini yang membuat saya mantap membuka warung Samienem ini. Ke depannya, saya berusaha memanajemen warung ini sebaik-baiknya agar tidak mengecewakan papa,” pungkas Lala.
Rasa soto yang segar ini juga diakui beberapa pengunjung. Menurut sebagian pengunjung, soto yang dibuat warung Samienem ini berbeda dengan soto-soto lainnya.
“Sotonya enak, kuahnya bening tapi rasa rempahnya tetap ada. Mirip seperti soto kudus. Perkedel dan tempenya juga gurih,” kata Tri, pengunjung warung Samienem saat mencicipi soto daging untuk kali pertama.
Hana Eswe-Wahyu